Yoga yang Menyembuhkan
Dokter kemudian mengidentifikasi penyakit Lisa karena tidak adanya keseimbangan dalam tubuhnya, sehingga penyakit autoimunnya menyerang. Menurut dokter, dulu saat ia konsen melakukan aneka gerakan balerina dan dancing selama 20 tahun tanpa henti, Lisa hanya konsen pada gerakan pemanasan, tidak ada bagian inti atau pendinginan. Padahal gerakan olahraga haruslah ada ketiganya.
"Dulu saya nari waktu kecil mulai dari 5 tahun jadi balerina. Otot yang saya pakai mungkin pinggang ke bawah, karena latihannya lower body. Terus sampai umur 20 tahun ke atas mulai terjadi impact cedera yang dari lutut sampai pergelangan kaki, karena saya banyak jatuh. Lompat keseleo, lompat jatuh keseleo," cerita Lisa.
Penjelasan itu membuatnya tercengang. Dan setelahnya ia diminta mencari gerakan rehabilitasi atau pengobatan. Dalam keadaan setengah lumpuh, ia diminta mengikuti kelas yoga dengan para pelaku yoga lainnya. Keheranan, ia sempat meragukan permintaan dokter.
"Gila aja, gue yang masih pakai kursi roda gini, badan yang gerak kiri saja, malah disuruh yoga. Tapi dia tetap minta, dan ternyata di situ aku percaya apa yang namanya energi bisa tersalurkan. Saat itu orang-orang di kelas yoga bersemangat, kita juga akan kebawa semangat," ungkap Lisa menggebu-gebu.
Setelah meyakinkan diri sendiri, ia diminta memusatkan perhatiannya satu per satu pada tubuh bagian kanannya, ia fokus gerakkan dengan menjadikan bagian kananya titik fokus memberikan energi menyembuhkan. Benar saja, meski makan waktu berbulan-bulan, perlahan lutut kanannya mulai bisa digerakan. Dan kemudian berturut-turut kaki kanan, lengan kanan, hingga bahu kanan, semuanya bisa bergerak perlahan.
"Ketika itu aku pakai siku kiri, pikirin ingin sembuhin siku kanan, bergumam 'siku kanan, siku kanan, siku kanan'. Sampai merasa imposible setiap engsel aku kirimin (energi). Hari ke-31 'plek' (bergerak), hari ke-32 naik (bergerak) lutut balik lagi, 8 bulan prosesnya sampai aku bisa jongkok lagi. Aku nggak percaya tadinya, tanpa obat," ceritanya antusias.
Hidup Kedua dan Berbagi Ilmu
Merasa diberikan napas dan hidup untuk kedua kalinya, Lisa pun tidak ingin menyia-nyiakan setiap embusan napas yang diberikan kepadanya. Ia sekarang lebih memilih mencari kebahagiaan dan hidup lebih bermakna, dengan menjaga kesehatan dan memilih dengan baik pekerjaan.
"Uang penting, tapi aku udah nggak ngoyo lagi cari uang, karena aku sadar kesehatanku jadi kekayaanku. Buat apa kekayaan kalau kesehatan menurun atau mentalnya terganggu, kaya tapi tidak bahagia," ungkapnya dengan hati ringan.
Lisa yang dulu tidak pernah bangun pagi, kini selalu memulai hari jam 4 pagi menyiapkan kebutuhan keluarga dan berolahraga sejenak, menyerap vitamin D dari matahari pagi agar autoimunnya tidak kembali menyerang.
Baca Juga: Raditya Dika Derita Penyakit Autoimun, Cari Tahu Penyebab dan Gejalanya!
"Makanan no prosess food, prosses food is not food, plant base is the best. Tapi waktu itu belum vegetarian, tapi saya kontrol. Karena masa punya mobil tahu apa oli yang dipakai, tapi nggak mau tahu apa yang masuk ke dalam diri kamu. Sadari aja dulu ada lemak di sini," katanya
"Process food kebanyakan racun yang diproses, kalau mau sembuh autoimun, 70 persen makanlah plant base, selebihnya 30 persen buat party time. Asal jangan diet berlebihan," lanjutnya
Konsen dan fokus Lisa kini yaitu mencari kebahagiaan dengan passion yang disukainya, seperti menari dan yoga. Baginya, napasnya sangat berharga, karena ia tidak tahu kapan napas akan berhenti menemaninya, hingga ia memilih berbagi ilmu dan pengetahuan kepada orang lain untuk sama-sama mencari kebahagiannya dengan menjadi happiness speaker.
Ia akan mengingatkan orang lain dengan kisah hidupnya yang nyaris meninggal, untuk mau memulai hidup sehat nan bermakna. Tidak lagi menjalani hidup dengan penuh tekanan, perlu sesekali jeda sejenak dari pekerjaan dan aktivitas yang membuat pikiran terganggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
Terkini
-
Sabrina Alatas Umur Berapa? Pengakuan Hamish Daud Sudah 10 Tahun Berteman Disorot
-
3 Pilihan Lipstik Somethinc untuk Menutupi Bibir Hitam, Warna Tak Mudah Luntur Dipakai Makan
-
Kumpulan Kata-Kata Pahlawan Nasional yang Inspiratif, Pas untuk Caption di Media Sosial
-
Cara Mendapatkan Pemutihan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan 2025, Simak Syarat dan Jadwalnya
-
Asal- usul Soto Betawi: dari Gerobak Pinggir Jalan Kini Masuk 10 Besar Sup Terbaik Dunia!
-
10 Ide Caption Hari Pahlawan 2025: Ragam Konsep, Cocok untuk Berbagai Konten
-
Mau Coba Skincare-an? Ini 5 Serum Niacinamide Lokal Aman untuk Pemula, Mulai Rp30 Ribuan
-
Contoh Doa Upacara Hari Pahlawan 10 November, Khidmat dan Menyentuh Hati
-
7 Serum Dark Spot Ampuh Samarkan Flek Hitam, Harganya Mulai Rp30 Ribuan
-
Wisata di Takabonerate: Snorkeling Bukan Sekadar Hobi, tapi Terapi Jiwa