Suara.com - Arti Tagar Gejayan Memanggil, Respon Patriotis 20 Ribu Mahasiswa Yogyakarta.
Ribuan mahasiswa Yogyakarta turun ke jalan pada Senin siang (23/9). Mereka merespons panggilan aksi yang disebar melalui #gejayanmemanggil.
Tagar #gejayanmemanggil sendiri mulai tersebar akhir pekan lalu, dan terbukti efektif mengumpulkan mahasiswa. Mereka mengkritisi berbagai langkah pemerintah terkait UU KPK, RUU KUHP, penanganan kebakaran hutan dan lahan, kinerja DPR, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang tak juga disahkan, masalah Papua, hingga kekerasan yang kerap timbul antara aparat negara dan rakyat.
Sejumlah aktivis dari Feminis Yogyakarta juga berorasi di panggung. Mereka berterimakasih untuk mahasiswa yang kembali bangkit menyuarakan aspirasi rakyat. Feminis Yogyakarta menyuarakan penolakan penguasaan berlebihan negara terhadap tubuh perempuan melalui undang-undang. Sementara mahasiswa yang berasal dari Riau, mempertanyakan tindakan pemerintah yang lambat dalam bencana kebakaran hutan dan lahan.
Dalam riuh dan teriknya Yogya di hari Senin, Debora tidak dapat menyembunyikan kegugupannya sebelum menyampaikan orasi. Di tengah udara panas tengah hari kota Yogya, mahasiswa hukum itu meraih mikropon dan mulai berteriak di tengah massa.
“Apa sih pengertian demokrasi yang paling sederhana itu? Bahwa demokrasi itu pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Lalu saya mau bertanya, bagaimana pemerintahan itu bisa untuk rakyat, jika rakyat menolak RUU, tetapi masih disahkan,” teriak Debora disambut teriakan massa seperti mengutip VOAIndonesia.
Aksi ini diklaim diikuti lebih dari 20 ribu mahasiswa dan tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak. Mereka datang dari berbagai perguruan tinggi, dan mulai bergerak dari sejumlah titik kumpul pada pukul 11.00 hari Senin 23 September 2019.
Dalam pernyataannya, ribuan mahasiswa ini mengusung tujuh tuntutan kepada pemerintahan Jokowi dan DPR. Mereka mendesak penundaan pengesahan dan melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP. Mendesak Pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia.
Selanjutnya, mahasiswa juga menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja, menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat reformasi agraria mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan terakhir mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor.
Baca Juga: Gedung DPR Sepi Penghuni di Tengah Kepungan Demo Mahasiswa
Tagar #gejayanmemanggil adalah berkaitan dengan sebuah tempat bernama Gejayan di Yogyakarta. Pada 1998, seorang mahasiswa bernama Moses Gatotkaca meninggal di lokasi ini di tengah demonstrasi menuntut Soeharto turun.
Namanya akhirnya diabadikan menjadi salah satu ruas jalan di kawasan tersebut. Mahasiswa seolah ingin membangkitkan kenangan masa reformasi, dengan memilih tempat itu sebagai lokasi demontrasi. Dalam catatan, ini adalah demo dengan jumlah massa terbesar pasca reformasi di Yogyakarta.
Rektor Melarang, Mahasiswa Datang
Sejumlah rektor perguruan tinggi di Yogyakarta mengeluarkan surat edaran pada Senin pagi. Tagar #gejayanmemanggil yang nampaknya menarik ribuan mahasiswa, disikapi dengan pernyataan kampus yang tidak mendukung aksi tersebut.
Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono juga menyebut tegas bahwa kampusnya tidak terlibat dalam aksi. Seluruh kegiatan akademik pada Senin (23/9) berjalan seperti biasa. “Partisipasi terhadap aksi tersebut diminta untuk tidak melibatkan UGM dalam bentuk apapun, dan segala hal yang dilakukan atas aksi tersebut menjadi tanggung jawab pribadi,” ujar Panut.
Namun, larangan mayoritas rektor itu nampaknya tidak masuk ke telinga para mahasiswa. Buktinya, mereka tetap datang dan mengosongkan kampus masing-masing sepanjang hari Senin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
5 Pompa Air untuk Kedalaman 20 Meter, Harga Murah Mulai Rp1 Jutaan
-
Zodiak Leo Bulan Apa? Ini Fakta dan Kepribadian Si Raja Zodiak
-
Apa Pekerjaan Sabrina Alatas? Sosoknya Ramai Jadi Perbincangan
-
Saatnya Regenerasi Petani Muda, Karena Keberlanjutan Kopi Indonesia Dimulai dari Pendidikan
-
5 AC yang Dapat Terkoneksi Wi-Fi Mulai Rp3 Jutaan, Mudah Dikontrol dari Mana Saja
-
5 Body Serum Mengandung Niacinamide, Lawan Tanda-Tanda Penuaan Kulit
-
Pevita Pearce Pancarkan Aura Kebebasan dengan Koleksi SAYA 'Solara' dan Rambut Berkilau di JFW 2026!
-
Maudy Ayunda Bikin JFW 2026 Meleleh! Ini Rahasia Senyumnya yang Bikin Semua Terpukau
-
Terpopuler: Anak Purbaya Viral Sindir Gibran hingga 4 Bansos Cair November 2025
-
6 Shio Paling Beruntung 3 November 2025: Rezeki Melimpah, Keuangan Lancar