Suara.com - Main Medsos Bikin Remaja Insecure, Begini Kiatnya Biar Tetap Pede
Keberadaan media sosial di tengah kehidupan generasi milenial telah memberi banyak manfaat. Mereka bisa menemukan inspirasi dan mengekspresikan diri dengan cara berbagi foto, tulisan, dan juga video.
Namun, terkadang media sosial juga berdampak tidak sehat bagi mental. Seperti ketika melihat kehidupan orang lain yang hidupnya lebih bahagia, populer, cantik, dan tampaknya selalu merasa senang.
"Di kalangan remaja, media sosial bisa menjadi suatu tantangan yang sangat berat. Mereka dihadapkan pada kehidupan teman-teman yang seakan-akan lebih baik dari mereka. Kemudian hal itu mulai membuat mereka merasa tidak aman, tidak percaya, bahkan merasa tidak berguna karena merasa tidak memberi dampak bagi sekitar," papar Psikolog Anak dan Remaja, Saskhya Aulia Prima M.Psi., saat ditemui Suara.com dalam acara Nivea Mix Me, di Bogor, Sabtu (5/10/2019).
Ia memaparkan, remaja memiliki potensi yang cukup tinggi untuk terserang cemas karena mereka sedang dalam masa mencari jati diri. Oleh karena itu, salah satu langkah penting yang perlu dilakukan untuk membangun kepercayaan diri, terutama di era digital dimana standar gaya hidup banyak dipengaruhi oleh tren di media sosial, adalah dengan rutin melakukan self-care.
"Mulailah peduli dengan diri sendiri. Coba setiap hari bikin list tentang hal-hal menyenangkan atau yang kamu syukuri. Misalnya bertemu teman-teman. Kemudian tulis 3 hal baik yang kita lakukan ke orang lain karena menurut penelitian menolong orang membuat diri kita lebih bahagia. Jadi kita merasa berarti. Lalu, fokus memposting tentang hal-hal bermakna untuk diri kita dan orang lain di media sosial. Dengan begitu fokus kita teralihkan, bukan lagi soal banyak-banyakan like tapi lebih ke konten yang bermanfaat," sambungnya.
Dengan begitu, para remaja akan lebih percaya diri terhadap apa yang mereka lakukan. Bukan lagi menanggapi komentar dan respon orang di media sosial terhadap dirinya.
"Para remaja juga perlu mengeksplorasi hal-hal baru untuk mengenal keunikan diri sendiri agar tidak terlalu sibuk membandingkan diri atau menjadi orang lain yang di-follow di medsos. Sebagai tambahan, follow teman-teman yang ada di kehidupan nyata kita untuk menjaga hubungan sosial," tandasnya.
Baca Juga: Selain Kepo Medsos, 4 Tanda Seseorang Menyesal Sudah Memutuskan Hubungan
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Bisnis ke Pemberdayaan: Kisah Lian Tje Mendorong Perempuan Berani Melangkah Lebih Jauh
-
Kepedulian Lingkungan Berubah Jadi Gaya Hidup, Pasar Karbon Mulai Jadi Perbincangan
-
Apakah Tabir Surya yang Diperkaya Memang Efektif Melawan Sinar UV?
-
Tak Perlu Perawatan Mahal! Ini 9 Rahasia Awet Muda yang Bisa Dilakukan Hari Ini
-
Apa Beda Deodorant dan Antiperspiran? Ini 7 Produk Ampuh Kontrol Keringat dan Bau Badan
-
5 Foundation Anti-Aging Terbaik untuk Usia 60 Tahun ke Atas
-
Heboh Raket Padel Rp 7 Juta Dicuri, Merk Apa? Ini 7 Pilihan untuk Pro hingga Pemula
-
7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
-
6 Pilihan Toner Viva Berdasarkan Tipe Kulit Mulai Rp7 Ribuan
-
5 Bedak Padat untuk Usia 50 Tahun ke Atas yang Samarkan Garis Halus