Suara.com - Kurator seni mungkin tidak sepopuler profesi lain. Namun bagi pencinta seni, menjadi kurator adalah salah satu impian. Menjadi kurator pun tidak harus berasal dari lulusan jurusan seni saat kuliah.
Meski demikian, Direktur Eksekutif Yayasan Biennale Yogyakarta, Alia Swastika mengungkapkan, seorang kurator seni harus punya kemauan untuk terus belajar.
"Mau belajar karena sekolahnya baru banget dimulai. Baru ada satu sekolah kurator itu di ITB. Jadi sebagian besar kurator di Indonesia masih otodidak," ungkapnya pada Dewiku.com, Kamis (24/10/2019) di perhelatan Biennale Jogja 2019.
Alia Swastika yang sekaligus berprofesi sebagai kurator seni pun mengatakan bahwa modal paling utama adalah mencintai seni. Sebab, dunia kesenian sangat berbeda dengan kerja kantoran yang rutin menerima gaji bulanan.
Dunia kuratorial seni rupa tidak menjanjikan pemasukan rutin, terlebih yang bergerak dari satu pameran ke pameran lain. Sebab, tidak ada institusi yang membayar kurator setiap bulan di Indonesia, kecuali menjadi kurator di museum misalnya.
"Tapi kalau seni kontemporer sebenarnya nggak ada yang menjanjikan. Sebenarnya karirnya apa. Jadi kalau nggak cinta nggak bisa," tambah wanita lulusan jurusan Ilmu Komunikasi UGM itu.
Bagi Alia Swastika sendiri, seni menjadi ruang di mana orang punya kebebasan berimajinasi. Namun tak hanya membebaskan imajinasi, seni juga bisa menjadi media menambah pengetahuan dan pemahaman baru.
"Seni itu juga cara menambah pengetahuan. Karena kadang seniman bekerja dengan materi narasi-narasi yang nggak ada di buku. Jadi kita kalau baca buku sejarah ilmunya itu-itu aja. Ada banyak sekali cerita-cerita yang belum masuk dalam sejarah," terangnya.
Baca Juga: Pertama Kali Manggung di Biennale Jogja, Voice of Baceprot Akui Deg-degan!
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Rahasia Aroma Woody: Mengapa Wangi Kayu Tak Lekang Waktu
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan