Suara.com - Tweet Bernuansa Seksual Meroket Drastis Selama Lockdown, Apa Sebab?
Sejumlah data telah menunjukkan bahwa tingkat berhubungan seks meningkat selama diberlakukannya lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Tidak hanya itu, sebuah data baru juga menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang mengungkapkan hasrat sosialnya melalui media sosial. Seperti dilansir dari New York Post,Tweets dengan istilah seperti "nudes" dan "dick pics" muncul di samping "coronavirus".
Tweet tersebut melonjak 384 persen dari awal Maret hingga April, menurut data dari Khoros, sebuah perusahaan manajemen media sosial swasta.
Meski sebagian besar negara bagian di Amerika Serikat tidak melakukan lockdown hingga pertengahan Maret, tetapi ukuran peningkatan tweet masih mengisyaratkan meningkatnya hubungan seksual.
Selain itu penggunaan emojis buah persik dan terong, yang kerap dikaitkan dengan alat genitalia wanita dan pria, juga meningkat 46 persen.
Seorang peneliti di Kinsey Institute dan penasihat ilmiah Match.com, Dr. Helen Fisher mengatakan, isolasi diri dan karantina dapat menyebabkan perilaku yang lebih agresif secara seksual di media sosial sebagai cara untuk menghilangkan stres.
"Yang benar adalah bahwa karantina menambah stres. Stres cenderung memicu respons‘ lawan atau lari," kata Fisher.
Ini meningkatkan testosteron pada pria dan wanita, dan peningkatan testosteron kemudian memicu produksi norepinefrin dan epinefrin, stimulan alami yang menghasilkan energi, fokus, motivasi dan gairah seksual.
Baca Juga: Wow, Sudah Ada 70 Vaksin Virus Corona yang Dikembangkan di Seluruh Dunia
"Mengekspresikan hasrat seksual online dapat mengarah pada rasa aman dan "kebebasan," terutama ketika bersembunyi di rumah, kata Fisher.
Dalam beberapa hal, lanjut Fisher, lebih aman untuk mengekspresikan seksualitas seseorang di internet. Kami tidak bisa bertemu langsung. Ini memberi orang rasa kebebasan.
Mereka tidak bisa melangkah lebih jauh dari sekadar mengekspresikan perasaan mereka. Mereka tidak perlu 'mengikuti' dengan benar-benar bertemu dan berhubungan seks, " katanya.
"Pria dan wanita sekarang memiliki waktu untuk mengekspresikan seksualitas mereka, karena begitu banyak kebiasaan, pola dan tekanan sehari-hari mereka sekarang ditahan, " jelas Fisher.
Setelah lockdown ini selesai, Fisher memperkirakan bahwa sexting akan menjadi dingin.
"Ekspresi hasrat seksual di internet tidak akan lagi berbahaya, sekali lagi kita bisa bertemu langsung. Kami akan kembali ke batasan waktu untuk bekerja dan bersama keluarga dan teman, " kata Fisher.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Bedak Padat Wardah untuk Usia 30 Tahun ke Atas, Kulit Flawless Bebas Cakey
-
5 Cushion untuk Usia 50 Tahun yang Ramah Garis Penuaan
-
Anak Muda Indonesia Ini Tawarkan Model Bisnis Berbasis Kepercayaan dan Data
-
5 Shio Paling Beruntung dan Berlimpah Rezeki Besok 18 November 2025, Termasuk Kamu?
-
10 Bedak Padat untuk Tutupi Garis Penuaan Usia 50 Tahun ke Atas
-
Daftar Universitas dengan Jurusan IT Terbaik di Indonesia, PTN dan PTS
-
Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia