Suara.com - Kiat Mengelola Keuangan di Bulan Ramadan Agar Tak Boros
Mengelola keuangan saat bulan Ramadan sangat penting karena banyak hal tak terduga yang mungkin bisa terjadi, dan bisa saja membuat kita semakin boros.
Financial planner Bareyn Mochaddin S.Sy, MH, RPP, menyebutkan bahwa bulan Ramadan kadang memberikan anomali dalam pengelolaan keuangan.
"Waktu makan berkurang, tetapi uang belanja bertambah. Gak ada makan siang tapi uang malah jadi abis juga," kata Bareyn dalam Kulwap 'Kiat Mengatur Keuangan Selama WFH', Kamis (23/4/2020).
Oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
1. Tahu berapa budget yang kita miliki. Lalu rencanakan makan sahur dan berbuka selama 1 bulan ke depan dengan budget yang ada.
2. Tambah alokasi khusus untuk pos pengeluaran yang bersifat sosial.
3. Karena saat ini pemerintah sudah melarang mudik, maka bila dapat THR jangan dipakai untuk belanja, simpan ke dana darurat.
4. Khusus ramadan tahun ini nggak ada mudik, jadi bila Anda sudah siapkan uang untuk mudik dananya tahan dulu, jangan digunakan untuk mudik setelah diperbolehkan.
Di tengah kondisi pandemi ini, ada pentingnya untuk mengelola keuangan lebih ketat dan hemat lagi. Tanyakan pada diri sendiri, apakah ada hal-hal yang kiranya untuk sementara waktu tidak perlu dilakukan?
Bareyn menyebut, kita harus melihat catatan keuangan kita kembali. Sehingga yang perlu dilakukan adalah menerapkan skala prioritas dan memisahkan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya bersifat keinginan.
"Bila ternyata setelah dilihat dan dipertimbangkan tidak terlalu penting, maka Anda coret saja pengeluarannya," lanjutnya.
Baca Juga: Pelaku Seni dan Budayawan Tetap Berkarya Ditengah Pandemic Corona
Selain itu, investasi untuk terlebih dahulu tidak perlu dilakukan, pembayaran utang juga coba ajukan keringanan kepada lembaga pemberi pinjamannya.
Kemudian, untuk kondisi seperti saat ini belanja seperlunya saja, tidak perlu panic buying. Menurut Bareyn, panic buying membuat harga-harga makin mahal karena barang jadi langka
Selain itu panic buying membuat yang memiliki dana terbatas jadi kesulitan mendapatkan barang-barang pokok atau harganya jadi lebih mahal karena sudah diborong lebih dulu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
5 Rekomendasi Parfum Artis untuk Rayakan Natal 2025, Aroma Mewah dan Tahan Lama
-
Ramalan 6 Shio Paling Hoki Besok 23 Desember 2025, Keberuntungan Menghampiri!
-
Lebih dari Sekadar Roti: Kartika Sari Berbagi Hampers Jelang Natal di Momen Ulang Tahun Ke-50
-
5 Parfum yang Cocok Dipakai First Date: Wanginya Mewah, Elegan, dan Berkesan!
-
Minions Run hingga Meet & Greet: Liburan Akhir Tahun Makin Seru Bareng Bob dan Tim
-
7 Bedak Tabur Terbaik untuk Sehari-Hari yang Awet, Bikin Wajah Natural Glowing
-
Bye Bye Luntur! 5 Lipstik Tahan Makan dan Minum yang Bikin Bibir On Point Seharian
-
5 Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Half Maraton, Bantalan Empuk Setara Brand Dunia
-
Transformasi Desa Bilebante: Dari Bekas Tambang Pasir Jadi Desa Wisata Hijau
-
8 Ide Menu Bakar-bakaran Malam Tahun Baru yang Menggugah Selera