Suara.com - Di tengah pandemi virus corona Covid-19, seluruh umat muslim di dunia menjalani ibadah puasa Ramadan pada Jumat (24/1/2020).
Artinya, seluruh umat muslim akan menjalani ibadah puasa Ramadan sejak terbit hingga tenggelamnya matahari selama 29 hingga 30 hari. Semua umat muslim dari muda, dewasa dan sehat wajib menjalankan ibadah puasa.
Tetapi, ibadah puasa Ramadan di tengah pandemi virus corona Covid-19 kali ini mungkin ada beberapa pertimbangan khusus.
Ahli Imunologi dari University of Sussex, Dr Jenna Macciochi dilansir dari BBC, telah mengatakan seseorang membutuhkan banyak energi untuk memerangi infeksi virus corona Covid-19.
Sedangkan, menahan makan dan minum selama berjam-jam mungkin bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Kondisi inilah yang mungkin membuat banyak orang kebingungan.
Karena itu, penting untuk memastikan asupan kalori yang cukup selama jam makan atau buka puasa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan energi selama berpuasa, yakni:
- Makronutrien, yakni karbohidrat, protein dan lemak
- Zat gizi mikro, seperti vitamin C dan zat besi
Sehingga ide terbaik untuk menjaga keseimbangan energi selama puasa adalah konsumsi banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan.
Di sisi lain, dehidrasi karena menahan minum selama puasa mungkin juga bisa terjadi. Padahal dehidrasi bisa memengaruhi lendir yang melapisi saluran udara dan bertindak sebagai pelindung.
Tapi, aspek lain seperti menjaga pola tidur, olahraga ringan dan mengelola stres mungkin bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi baik selama puasa.
Baca Juga: Stroke Bisa Jadi Efek Samping Virus Corona Covid-19, Ini Kata Dokter!
Cara paling efektif untuk mencegah paparan virus corona Covid-19 adalah mencuci tangan, menjaga jarak sosial dan tetap tinggal di rumah.
Lalu, bagaimana dengan pasien corona Covid-19?
Pasien corona Covid-19 mungkin akan disarankan lebih baik tidak berpuasa demi menjaga sistem kekebalan tubuhnya. Begitu pula dengan orang yang memiliki masalah kesehatan kronis jangka panjang, seperti diabetes.
Kepala bidang perawatan Diabetes UK, Daniel Howarth mengatakan keputusan puasa atau tidak bagi orang yang sakit atau berisiko itu sebenarnya bersifat keyakinan pribadi.
Tapi, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan pada orang-orang tersebut bila ingin berpuasa, yakni makan karbohidrat yang pelepasannya lebih lambat, seperti roti gandum. Selain itu, orang diabetes juga perlu lebih sering mengontrol gula darah selama puasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak