Suara.com - Pandemi Covid-19 Jadi Bukti Bahwa Dana Darurat Itu Penting
Situasi wabah penyakit berkepanjangaan seperti saat ini sering juga disebut sebagai masa-masa krisis. Bukan hanya menganggu kesehatan fisik, pandemi juga mengganggu kemampuan finansial.
Menurut data Kementerian Tenaga Kerja per 1 Mei 2020, pegawai yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 3 juta orang. Jika pemasukan uang tak menentu dalam situasi krisis saat ini, dana darurat lah yang bisa menyelamatkan.
Dana darurat bisa disimpan dalam tabungan atau disimpan dalam bentuk tunai. Namun, Konsultan finansial Prita Ghozie menjelaskan bahwa tidak semua uang tunai bisa dikatakan sebagai dana darurat.
"Karena tabungan kita pun yang memang kita mau pakai buat beberapa bulan juga bisa dalam bentuk cash," katanya dalam acara Women Fest yang disiarkan langsung melalui akun Instagram Cosmopolitanfm, Kamis (21/5/2020).
Menurut Prita, antara dana darurat dan uang untuk kebutuhan bulanan harus dipisah. Dana darurat harus disimpan tersendiri dan hanya digunakan ketika keadaan tak terduga. Seperti, situasi krisis akibat wabah saat ini, tertimpa musibah, sakit atau juga kecelakaan.
"Jadi bukan cash yang akan kita pakai misalnya dalam dua bulan lagi mesti bayar STNK atau biaya sekolah. Ini benar-benar cash yang tersimpan terpisah, diam dan gak dipegang. Benar-benar hanya dipakai hanya saat darurat," tuturnya.
Prita mengakui bahwa pandemi Covid-19 memang membuat banyak orang jadi sadar akan pengaturan finansial. Namun menurutnya, hal itu harus tetap dipertahankan meski pandemi telah berakhir.
Cara yang bisa dilakukan pertama adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sederhana.
Baca Juga: Kiwil dan Istri Keduanya Adu Mulut di Acara Live
"Sekarang jadi banyak banget orang percaya dengan quote yang selalu aku gaungkan yaitu biaya hidup murah, biaya pamer itu mahal," katanya.
Cara kedua, jumlah dana darurat yang paling aman menurut Prita, harus sebanyak 12 kali lebih besar dari kebutuhan hidup per bulan. Hal itu harus sudah mulai dipersiapkan.
Kemudian terakhir, yaitu mengubah persepsi dalam membeli barang.
"Jadi kurang-kurangin deh. Kalau memang uangnya belum cukup terus nambah-nambah cicilan nantinya jadi banyak, penghasilan makin berkurang. Lebih baik kita tunda dulu kalau belum mampu belinya," ucap Prita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Busana Olahraga Modest: Tren yang Bikin Perempuan Makin Berani Bergerak
-
5 Rekomendasi Pelembap Sariayu untuk Ibu Rumah Tangga
-
5 Sepatu Lokal Carbon Plate Pesaing Nike dan Adidas, Mulai Rp300 Ribuan
-
5 Rekomendasi Paket Wisata Banyuwangi: Open Trip Snorkeling atau Naik Gunung
-
3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
-
7 Rekomendasi Tumbler Rosca yang Murah, Lucu dan Menggemaskan
-
5 Paket Open Trip Jogja untuk Liburan Akhir Tahun, Mulai Rp200 Ribuan
-
Karier PR Zaman Now: Bukan Hanya Pintar Bicara, tapi Melek Data
-
Kamu Termasuk? Ini 3 Zodiak Paling Beruntung di Minggu Pertama Desember 2025
-
5 Sepatu Lari dengan Fitur Waterproof Cocok untuk Musim Hujan