Suara.com - Kamu mungkin pernah mengalami ini, mager alias malas gerak dan malas bangun tidur saat cuaca dingin. Tapi sebenarnya, apa alasan di balik kemalasan yang kita rasakan itu?
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Northwestern menemukan petunjuk di balik perilaku ini. Diungkap oleh ahli neurobiologi, pada lalat buah ditemukan sirkuit 'termometer' yang akan menyampaikan informasi tentang suhu dingin di luar dari antena lalat ke otak.
Dalam proses ini, kondisi dingin dan gelap di musim tertentu bisa menghambat neuron dalam otak lalat yang meningkatkan aktivitas dan membuatnya tetap terjaga terutama di pagi hari.
"Ini membantu menjelaskan mengapa bagi lalat dan manusia, sangat sulit untuk bangun di pagi hari saat cuaca dingin. Dengan mempelajari perilaku lalat buah, kita dapat lebih memahami bagaimana dan mengapa suhu sangat penting untuk membuat tertidur," kata Marco Gallio, profesor neurobiologi Sekolah Tinggi Ilmu Pengetahuan Weinberg, mengutip Science Daily, Rabu (27/5/2020).
Penelitian ini dipimpin oleh Gallio dan dilakukan di Drosophila Melanogaster yang diterbitkan pada 21 Mei dalam jurnal Current Biology.
Makalah penelitian ini menjelaskan bagaimana reseptor alat ukur dingin yang berada di antena lalat, mampu merespon suhu di bawah zona nyaman lalat, yakni sekitar 25 derajat celcius.
Peneliti kemudian melihat neuron-neuron informasi itu sampai ke otak lalat, dan mendapati adanya penerima di dalam otak mampu mengendalikan ritme aktivitas dan tidur. Saat neuron ini aktif diterima otak, maka sel-sel yang biasanya aktif karena cahaya di pagi hari, tapi saat dingin sel-sel ini jadi dimatikan.
Dibanding lalat, manusia sendiri masih memiliki tingkat kenyamanan dan suhu idealnya masing-masing. Saat suhu ideal ditemukan, maka akan terikat pada otak dan mengatur keinginan untuk tidur.
"Pendeteksian suhu adalah salah satu modalitas sensorik yang paling mendasar," kata Gallio.
Baca Juga: Cuaca Dingin? Coba Buat Sayur Sup Ayam, Gampang Banget Resepnya
"Konsekuensi dari gangguan tidur sangat banyak, seperti kelelahan, konsentrasi berkurang, pengalaman buruk, dan perubahan parameter kesehatan," tutup postdoctoral fellow di Lan Gallio, Michael H Alpert.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Diam-diam Berjuang Keras, 5 Shio Diprediksi Bakal Hoki Besar di Akhir 2025
-
Siapa Saja Mantan Boiyen? Intip Perjalanan Cintanya Sebelum Jadi Istri Rully Anggi Akbar
-
10 Cushion Tahan Lama dan Tidak Oksidasi untuk Kondangan, Flawless!
-
Studi Baru Ungkap Pola Makan yang Bisa Menurunkan Berat Badan
-
Boiyen Lulusan Apa? Resmi Dinikahi Dosen Sekaligus Pengusaha Muda
-
Ramalan Zodiak 16 November 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier, & Keuangan
-
Terpopuler: Latar Belakang Suami Boiyen yang Mentereng, Bedak Padat Awet untuk Kondangan
-
Mengapa Fun Run Kini Jadi Senjata Ampuh Tanamkan Empati pada Generasi Muda?
-
7 Tips agar Cepat Tidur di Malam Hari, Terbukti Efektif
-
Ini 4 Zodiak Paling Beruntung Besok 16 November 2025, Berkah Datang Bertubi-tubi