Suara.com - Investasi jadi salah satu cara menyimpan uang. Berbeda dengan menabung yang berjangka waktu pendek, investasi cenderung disiapkan untuk jangka panjang.
Tetapi berinvestasi bukan sekadar menyimpan uang dalam jenis lain seperti saham, obligasi, ataupun emas. Konsultan finansial Prita Ghozie mengatakan, ada tiga hal yang perlu dicermati sebelum memilih investasi yang tepat.
"Pertama sesuaikan dengan tujuan keuangan. Apakah untuk memenuhi kebutuhan, atau memang untuk mendapat keuntungan, atau untuk melindungi keluarga dari kondisi tak terduga," kata Prita dalam webinar bersama Pegadaian, Rabu (17/6/2020).
Menurut Prita, dengan mengetahui tujuan keuangan, bisa lebih mudah menentukan jangka waktu dan jenis investasi yang sesuai. Dengan begitu akan lebih mudah pula untuk memahami faktor risiko investasi.
"Ada orang gampang deg-degan kalau investasi naik atau turun, itu konservatif. Ada juga kalau yang agresif, hajar aja. Tapi sadar bahwa risikonya tinggi," katanya.
Faktor ketiga, untuk meragamkan jenis investasi yang dimiliki. Menurut Prita, meski telah memiliki investasi untuk jangka panjang, yang kerap terlupa justru orang tidak menyiapkan uang tunai sebagai dana darurat.
Padahal dana darurat dibutuhkan agar bisa digunakan segera saat kondisi tak terduga seperti sakit, musibah, atau bahkan pandemi saat ini.
"Harus ada juga yang bentuknya cash untuk dana darurat. Selain itu, bisa ditaruh di emas. Misal dalam kondisi saat ini, kalau di tempat lain dolar lagi turun, emas justru melesat. Tapi kalau kondisi biasa saja, emas tetap naik meski memang tidak terlalu tinggi," ucapnya.
Manfaat mempunya investasi, lanjut Prita, bukan hanya sebagai tabungan jangka panjang. Ia menjelaskan, investasi berguna untuk menahan laju inflasi yang setiap waktu pasti terjadi.
Baca Juga: LIVE STREAMING: Investasi Emas, Solusi Anti Krisis saat Pandemi Covid-19
"Kalau negara masih bertumbuh, pasti akan tetap ada inflasi. Kemudian masa produktif versus tidak produktif. Kalau masih dalam masa produktif, masih ada kemampuan untuk mendapat penghasilan. Artinya bisa beriventasi," ucapnya.
"Nanti kita akan masuk ke masa tidak produktif, maka kemampuan untuk memiliki penghasilan dari aktif kerja berkurang. Dari mana, dong, biaya hidup? Makanya butuh investasi, saat nanti tidak produktif, kita dapat pendapatan pasif dari yang sudah dikumpulkan," papar Prita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
Terkini
-
Bukan Rolex, Menkeu Purbaya Pilih Pakai Jam Tangan Anti-mainstream: Murah untuk Ukuran Pejabat?
-
Apa Agama Charlie Kirk? Influencer Pro Donald Trump Tewas Ditembak
-
Ramalan Zodiak 11 September 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier & Keuangan
-
Siapa Suami dari Rahayu Saraswati? Ponakan Prabowo Mundur dari DPR RI
-
Charlie Kirk Siapanya Donald Trump? Selalu Dekat sampai Kematiannya
-
Rekrutmen BPJS Ketenagakerjaan 2025 Dibuka: Syarat, Posisi yang Dibutuhkan, dan Tips Lolos Seleksi
-
5 Rekomendasi Cushion Murah untuk Pemula, Makeup Flawless Sepanjang Hari
-
Berapa Kekayaan Charlie Kirk? Influencer Pro Trump Tewas Ditembak
-
Jangan Ketinggalan! 15 Hari Penting di September, dari Haornas hingga G30S/PKI
-
Beda Pendidikan Rahayu Saraswati Vs Raffi Ahmad Bak Langit Bumi, Masuk Bursa Menpora Baru?