Suara.com - Kemampuan literasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk memfilter berita hoaks atau berita palsu yang beredar. Tapi sayangnya, literasi masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. Hanya sedikit di antara masyarakat kita yang tahu ciri-ciri berita hoaks.
Fact Checker MAFINDO, Bentang Febrylian, mengatakan agar literasi kita meningkat, jadilah masyarakat yang sabar dan tidak terburu-buru menyebarkan berita. Tahan berita itu, kroscek lebih dulu, dan kumpulkan informasi untuk memfilter suatu berita. tentu saja, proses itu membutuhkan kesabaran.
"Kita harus mau bersabar dalam melakukan klarifikasi. Kami pun terkadang tidak bisa langsung 1 jam dapat fakta, nunggu pemberitaan lain, apakah ini sama. Terus juga jangan lupa jaga emosi," jelas Bentang dalam acara Webinar Infodemi oleh Klinik Misinformasi, Rabu (26/8/2020).
Jangan sampai hanya karena takut dan cemas, atau ingin jadi yang terdepan mengabarkan berita penting, kita jadi mengabaikan verifikasi ulang.
Lalu bagaimana cara kita membedakan antara hoaks berita bohong dan fakta?
Selain sabar menjaga emosi menunggu informasi selanjutnya, Bentang mengatakan jangan percaya dengan embel-embel 'katanya'. Kalau perlu, kita sendiri yang mengkonfirmasi berita itu. Minta penjelasan pakar atau pihak yang bersangkutan dengan kabar itu, atau menunggu media terpercaya untuk memvalidasi data.
"Jangan percaya katanya, dari grup sebelah, dosen. Padahal siapapun bisa terkena hoaks apapun latar belakangnya," jelas dia.
Kata Bentang, tidak perlulah kita melakukan hal yang besar untuk bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Cukup menahan informasi hoaks berhenti di kita, itu sudah sangat berguna. Mulai dari hal yang terkecil, tapi imbasnya besar.
"Kita niat untuk berguna bagi nusa dan bangsa, nggak perlu sesuatu yang besar. Stop (hoaks) di kita cukup, dan kita melakukan kros cek ulang, kembali lagi sabar, kemudian mencari fakta media yang terpercaya kredibel," terang Bentang.
Baca Juga: Unggah Video Bau Mulut Bikin Orang Mati karena Corona, Warga Ini Ditangkap
Sementara itu, peredaran hoaks di grup whatsapp memang sangat sulit untuk dihindari. Bentang juga mengakui sebagai pengecek fakta, hoaks di whatsapp paling sulit ditelusuri sumbernya. Bahkan sampai berani mengatasnamakan suatu lembaga. "Beberapa di antaranya mengatasnamakan lembaga seperti Kemenkes, PLN, Kominfo, dan sebagainya. Itu sering banget, berusaha dimiripin padahal palsu," tutup Bentang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
10 Rekomendasi Bedak untuk Ibu Rumah Tangga yang Mencerahkan dan Anti Menor
-
10 Ide Buket Hari Guru yang Murah tapi Tetap Cantik dan Berkesan
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream untuk Mencerahkan Kulit Instan, Mulai Rp20 Ribuan
-
KUIS Uji Nyali: Tebak Nama Gunung-Gunung Megah Ini
-
Aero Sport di Era Liburan Keluarga: Ketika Langit Jadi Ruang Rekreasi Baru
-
Viral! Turis India Ngamuk di McD Malaysia karena Dapat Burger Daging Sapi Bukannya Vegetarian
-
Cara Hitung Iuran BPJS Kesehatan Karyawan Swasta 2025, Pahami biar Gak Kaget dengan Potongan
-
Link Download Logo Hari Guru Nasional 2025 Resmi dari Kemendikdasmen, Lengkap dengan Tema dan Font
-
5 Sepatu Lari untuk Daily Run Pemula, Kualitas Premium Mulai Rp400 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sunscreen di Alfamart untuk Remaja, Bisa Mencerahkan Wajah