Suara.com - Sampah kerap menjadi persoalan klasik di banyak tempat termasuk lokasi wisata. Tak terkecuali destinasi wisata super prioritas seperti Labuan Bajo, di Nusa Tenggara Timur.
Memiliki potensi wisata yang luar biasa, daerah yang terkenal sebagai pintu gerbang menuju Pulau Komodo tersebut dianugerahi pemandangan alam yang luar biasa menakjubkan.
Ketenaran pesona alam Labuan Bajo bahkan sudah masyhur hingga mancanegara. Hal Tersebut tentu dapat menjadi daya tarik banyak orang untuk terus berdatangan. Tetapi di satu sisi, sampah menjadi persoalan yang cukup serius di Labuan Bajo.
Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Manggarai Barat, 58 persen turis asing mengatakan bahwa Labuan Bajo dipenuhi sampah.
"Menurut 58 persen turis asing, Kota Labuan Bajo banyak sampah. Sedangkan 38 persen bilang pantainya kotor," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Augustinus Rinus, kepada wartawan, Sabtu (12/9/2020).
Itu juga yang membuat sampah menjadi tantangan dalam pembangunan Labuan Bajo ke depan. "Tantangan kami ada di aksesibilitas, amenitas, SDM, dan sampah," katanya.
Agustinus menyampaikan, sejak periode 2009 hingga 2010, jumlah wisatawan ke Labuan Bajo terus meningkat. "Ada kontribusi pendapatan daerah sebanyak 40 persen di dalamnya," tambahnya.
Namun rencana menjadi destinasi super prioritas bukan hal mudah. Bahkan muncul pro-kontra terhadap penetapan tersebut. Banyak pihak menilai pertumbuhan pariwisata di Labuan Bajo akan berisiko mengorbankan keasrian kawasan dan ekonomi kerakyatan di sana.
Ia lalu menjelaskan, tantangan aksesibilitas berupa masih minimnya transportasi menuju destinasi di luar dan di dalam taman nasional. Sedangkan tantangan amenitas seperti fasilitas lain di luar akomodasi yang bisa dimanfaatkan wisatawan, tetapi di Labuan Bajo juga masih minim.
Baca Juga: Jakarta PSBB Total, Awak Kapal di Laboan Bajo Khawatir Kehilangan Wisatawan
"Sumber daya manusia, dari 121 ribu angkatan kerja, 60 persennya memiliki ijazah di bawah SD. Diharapkan pemerintah pusat memberikan pelatihan, pendampingan, dan modal usaha," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
7 Rekomendasi Warung Selat Solo Legendaris, Rasa Otentik Sejak Tahun 70-an
-
4 Sunscreen Terbaik dengan SPF 100 yang Ampuh Blokir Sinar UV
-
Literasi Keuangan untuk Gen Z di Kampus: Bekal Wajib di Tengah Maraknya Layanan Finansial Digital
-
7 Sunscreen Paling Murah dengan Efek Mencerahkan, Kulit Kusam Teratasi
-
Era Baru Makeup Flawless: Saat Riasan Tak Hanya Mempercantik, Tapi Juga Merawat Kulit
-
Terpopuler: Beda Silsilah Keluarga 'Dua' Raja Solo hingga 5 Dosa Habib Bahar bin Smith
-
Panduan Memilih Sepatu Terbaik di Wedding Season: Tampil Stylish Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
-
Kulitmu Punya Cerita: Intip Pameran Seni 'Museum of Speaking Skin' yang Bikin Terpukau
-
5 Sepatu Lokal Mirip New Balance 574, Harga Cocok untuk Budget Terbatas
-
7 Moisturizer untuk Usia 40 Tahun ke Atas di Indomaret, Best Anti Aging!