Suara.com - Perubahan iklim dunia ternyata tak hanya dipicu oleh semakin banyaknya pabrik yang beroperasi hingga kendaraan pribadi yang terus bermunculan hingga menimbulkan polusi. Apa yang kita makan, ternyata juga berkontribusi pada perubahan iklim. Penasaran? Ini dia 7 jenis makanan yang paling merusak iklim, seperti dilansir dari CNN.
1. Daging sapi
Di antara semua jenis makanan yang ada di dunia, daging sapi dikenal luas sebagai makanan yang paling berdampak pada perubahan iklim dunia. Sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam tentang konsumsi makanan di AS, menghitung bahwa setiap kilogram daging sapi menghasilkan 26,5 kilogram emisi CO2 - tertinggi di antara semua makanan yang diamati dalam studi tersebut, dan lima kali lebih banyak daripada daging ayam atau kalkun.
Peternakan hewan bertanggung jawab atas 14,5% emisi gas rumah kaca dunia, demikian menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, menjadikannya penyumbang signifikan terhadap perubahan iklim. Dari emisi tersebut, 65% berasal dari peternakan daging sapi dan sapi perah.
Mengurangi konsumsi daging sapi adalah cara efektif untuk mengekang emisi global. Menurut Dewan Sumber Daya Alam Amerika (Natural Resources Defense Council/NRDC), orang Amerika sekarang mengonsumsi daging 19% lebih sedikit daripada yang mereka lakukan pada tahun 2005. Ini setara dengan pengurangan 185 juta metrik ton emisi, atau polusi knalpot tahunan sebanyak 39 juta mobil.
Tapi kenapa daging sapi begitu buruk? "Pakan sapi sebagian besar diproduksi dengan menggunakan banyak pestisida dan pupuk, yang membutuhkan bahan bakar fosil," jelas Sujatha Bergen, salah satu penulis studi tersebut.
"Selain itu, sistem pencernaan sapi menghasilkan metana, yang merupakan gas rumah kaca 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Dan kotoran tersebut mengeluarkan tambahan gas rumah kaca," jelasnya.
2. Daging domba
Daging merah lain yang juga sangat merusak iklim adalah daging domba. Untuk setiap kilo daging domba yang dikonsumsi, ada 22,9 kilo emisi gas rumah kaca yang dihasilkan, demikian perkiraan studi NRDC.
Produksi daging juga membutuhkan pakan ternak dalam jumlah besar, terutama jagung dan kedelai yang padat sumber daya. Pupuk sintetis dan pupuk kandang yang digunakan untuk menanamnya juga melepaskan dinitrogen oksida, polutan penghangat iklim yang 298 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.
3. Mentega
Satu kilo mentega menghasilkan hampir 12 kilo CO2 - kira-kira setengah dari yang dihasilkan daging sapi. Produk olahan susu yang satu ini berada di urutan kedua sebagai makanan yang paling merusak iklim karena ada beberapa langkah dalam produksinya yang membutuhkan banyak energi. "Misalnya, produksi mentega memerlukan pemisahan susu mentah menjadi susu dan krim rendah lemak, pasteurisasi krim, pendinginan krim , mematangkan dan mengaduk," kata Bergen.
Baca Juga: Gawat! Setengah Laut Dunia Sudah Kena Dampak Perubahan Iklim
Sementara orang Amerika telah banyak mengurangi konsumsi daging merah dalam beberapa tahun terakhir, NRDC melaporkan bahwa konsumsi mentega dan produk susu lainnya, seperti keju dan yogurt, benar-benar mengalami lonjakan dalam periode tahun 2005 hingga 2014.
4. Kerang
Untuk setiap kg kerang yang diproduksi, ada 11,7 kilo CO2 yang dilepaskan ke alam.
5. Keju
Selain mentega, keju juga sama buruknya dalam merusak iklim. Emisi yang dihasilkannya adalah 9,8 kg per kg keju yang dihasilkan.
"Keju yang memerlukan transportasi berpendingin atau diterbangkan dari luar negeri, bagaimanapun, cenderung memiliki dampak terhadap iklim yang lebih tinggi," kata Bergen.
6. Asparagus
Inilah satu-satunya sayuran yang masuk dalam daftar makanan perusak iklim. Asparagus menghasilkan 8,9 kilogram emisi per kilo yang diproduksi, menurut NRDC. Tapi bagaimana caranya?
"Sebagian besar asparagus di Amerika Serikat diterbangkan dari Amerika Latin, yang menghasilkan emisi karbon yang lebih besar daripada makanan yang diangkut dengan truk. Meskipun bukan satu-satunya barang produksi yang diterbangkan ke negara itu, proporsi yang lebih tinggi diangkut dengan cara ini daripada kebanyakan buah dan sayuran umum lainnya. Secara umum, jika orang ingin meminimalkan dampak iklimnya, mereka harus menghindari makanan yang dikirim melalui udara sebanyak mungkin," jelas Bergen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
5 Cara Agar Skincare Terserap Maksimal dan Kulit Tetap Lembap
-
7 Parfum Unisex Lokal Aroma Sabun yang Bisa Dipakai Bersama Pasangan
-
Teras Main Indonesia, Ruang Belajar Nilai Pancasila Lewat Permainan Tradisional
-
5 Bedak Padat dengan SPF Mulai Rp20 Ribuan, Bikin Kulit Tetap Cerah dan Terlindungi
-
Bye-Bye Kulit Sensitif! Rahasia Skincare Menenangkan yang Bikin Kulit Bernapas Lega
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Bedak Padat Wardah untuk Usia 30 Tahun ke Atas, Kulit Flawless Bebas Cakey
-
5 Cushion untuk Usia 50 Tahun yang Ramah Garis Penuaan