Suara.com - Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret dan Hari Perempuan Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Maret, UN (United Nations) Women mengambil tema “Women in leadership: Achieving an equal future in a Covid-19 world.” Tema ini dipilih untuk merayakan upaya luar biasa perempuan di seluruh dunia dalam membentuk masa depan yang lebih setara dan pemulihan dari pandemi Covid-19.
Tema ini juga mengingatkan kita bahwa perempuan juga berada di garis terdepan dalam pertempuran melawan Covid-19 dalam profesi di sektor kesehatan seperti dokter, ilmuwan, dan perawat. Tema ini juga berfokus pada seruan untuk kesetaraan generasi, untuk bertindak demi masa depan yang setara bagi semua.
Sejak dulu, peran perempuan dalam kehidupan sosial terhalangi oleh persepsi yang kurang tepat mengenai kesetaraan gender. Selama ini masyarakat menganggap perempuan memiliki keterbatasan kesempatan berdasarkan perbedaan ciri biologis primer (fisik).
Perempuan dan laki-laki dibedakan berdasarkan faktor biologis dari segi alat reproduksi dan fungsi. Seperti perempuan mengalami menstruasi, kehamilan, dan melahirkan. Sedangkan laki-laki tidak bisa seperti itu. Sehingga berdasarkan sifat, kodrat mereka berbeda atau tidak bisa dipertukarkan. Jika faktor biologis terbentuk karena alamiah, maka gender terbentuk oleh masyarakat.
Namun, apa itu gender?
Menurut World Health Organization (WHO), gender adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan antara kelompok laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial. Oleh karena itu, terciptalah standar seperti laki-laki harus maskulin dan perempuan harus feminim.
Persepsi ini kemudian berkembang di masyarakat dan membudaya. Hal ini yang menyebabkan peran perempuan terbatas dalam tatanan sosial. Perempuan diposisikan untuk berperan di rumah dan laki-laki berperan untuk bekerja. Stigma itu yang akhirnya melekat pada diri perempuan.
Padahal, perempuan juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama seperti laki-laki. Perempuan juga ingin memiliki akses dan kesempatan yang sama sesuai dengan kompetensinya, seperti dalam profesi di dunia kerja.
Mengapa kesetaraan itu penting?
Baca Juga: Tolak Aksi Hari Perempuan Internasional, Ini Penjelasan Polresta Yogyakarta
Kesetaraan menjadi penting karena baik laki-laki maupun perempuan dapat menjalankan dirinya sebagai manusia yang utuh. Tidak ada ketimpangan yang membuat salah satu pihak menjadi inferior atau superior. Kita semua adalah manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama, kesempatan yang sama untuk merasa dihargai. Baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan pendidikan yang sama, berhak memilih masa depan kita.
Dan untuk mewujudkan kesetaraan, tentu saja kita perempuan harus berani memulai perubahan. Membuat perubahan tidaklah sulit. Mulailah dengan menerima dirimu sendiri. Ketika kamu sudah menerima dirimu seutuhnya, maka kepercayaan diri akan terbentuk. Cintailah dirimu, baik kelebihan maupun kekuranganmu.
Sebagai perempuan, kamu berhak memilih. Seperti halnya dalam memilih profesi pekerjaan, kamu punya hak untuk memiliki profesi apapun, bahkan profesi yang biasanya masyarakat anggap hanya untuk laki-laki. Perempuan juga dapat sukses dalam bidang apapun, termasuk menjadi pemimpin.
Nah, sekarang paham kan kenapa kita perlu menyuarakan kesetaraan gender? Segala pandangan masyarakat bahwa aktivitas, jurusan kuliah, dan pekerjaan memiliki jenis kelamin adalah pandangan yang keliru. Perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan dari segi biologis, namun mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama.
Seperti kata Mae C. Jemison, Astronot perempuan Afrika - Amerika pertama di dunia, “Jangan biarkan siapapun merebut imajinasimu, kreativitasmu, dan rasa ingin tahumu. Ini tempatmu di dunia, ini hidupmu. Pergi dan lakukan yang terbaik dan jalankan kehidupan yang ingin kau jalani.”
Selamat Hari Perempuan Internasional dan Hari Perempuan Nasional untuk para perempuan hebat di seluruh dunia! Terus kobarkan semangatmu untuk mewujudkan masa depan yang setara. Buat kamu yang ingin mengetahui tentang materi kesetaraan gender secara lengkap, kamu juga bisa belajar di ruangbelajar pada aplikasi Ruangguru, di mata pelajaran Sosiologi, bagian Diferensiasi Gender.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Sherly Tjoanda Partai Apa? Gubernur Berharta Rp709 M Viral Ogah 'Jualan Jabatan dan Proyek'
-
Dilarang Lomba Lari Pakai Sepatu Baru, Ini Penjelasan Dokter!
-
Cari Bedak Padat yang Makin Berkeringat Makin Glowing? Ini 7 Pilihan Terbaik Mulai Rp20 Ribuan
-
Nilainya Tembus Rp20 Juta per Bulan, Apa Fungsi Tunjangan Komunikasi DPR?
-
Rahasia Kulit Putih Alami, Ini 5 Rekomendasi Tabir Surya Mengandung Bahan Pencerah
-
Yudo Anak Purbaya Yudhi Sadewa Kerja Apa? Pernah Pamer Untung Rp13 M di Usia Muda
-
Cari Sunscreen Murah Mengandung Ceramide? Cek Pilihan Terbaik Mulai Rp20 Ribuan
-
Cari Lipstik yang Tahan Lama? Ini 5 Rekomendasinya yang Transferproof hingga 16 Jam
-
Mengungkap Motif di Balik Aksi Keji Mutilasi, Begini Kata Psikolog Forensik
-
Cuma Rp30 Ribuan, 5 Rekomendasi Lipstik OMG di Alfamart Paling Best Seller