Suara.com - Pembuatan vaksin Covid-19 telah menjadi sejarah dalam penanganan pandemi terutama pandemi teranyar yang dihadapi umat manusia yaitu Covid-19.
Itu sebabnya, untuk mendokumentasikan sejarah penting tersebut, botol vaksin Covid-19 pertama akan disimpan dalam museum.
Botol vaksin ini, sebelumnya berisi vaksin Covid-19 yang kemudian disuntikkan pada orang pertama di Amerika Serikat yang juga berprofesi sebagai perawat, Sandra Lindsay di New York pada 14 Desember 2020 lalu.
Botol vaksin itu bukanlah botol vaksin tahap uji klinis, melainkan telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat, yakni FDA.
Botol vaksin ini disimpan di Museum Nasional Sejarah Amerika Smithsonian pada Rabu (10/2/2021), yang nantinya akan dipamerkan dalam pameran yang diadakan tahun depan.
Vaksin itu adalah botol bekas vaksin buatan Pfizer-BioNTech sebagai produsen vaksin pertama yang vaksinnya digunakan di Amerika Serikat.
Tidak hanya itu bahkan kartu vaksinasi Lindsay, dan surat data diri vaksinasi perawat tersebut di rumah sakit juga akan menjadi bagian dari koleksi museum.
Barang-barang itu disumbangkan oleh Northwell Health, fasilitas kesehatan New York tempat Lindsay bertugas. Bahkan kemasan untuk menjaga vaksin Lindsay tetap terjaga di suhu dingin juga diserahkan ke pihak museum.
"Artefak bersejarah ini sekarang didokumentasikan, tidak hanya sebagai bukti kemajuan ilmiah yang luar biasa, tapi juga melambangkan harapan bagi jutaan orang yang hidup di tengah krisis, akibat pandemi Covid-19," ujar Direktur Museum, Anthea. M. Hartig, mengutip Live Science, Kamis (11/3/2021).
Baca Juga: Vaksinasi Tahap Dua: Fokus Prioritaskan Tenaga Kependidikan
Sementara itu, sejak April 2020 lalu, pihak museum memang sudah mengumpulkan berbagai artefak untuk mendokumentasikan pandemi dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Beberapa artefak di antaranya kantong sampang yang dikenakan petugas medis, di saat persediaan alat pelindung diri (APD) sangat terbatas dan kekurangan.
Koleksi museum ini memang berisi sejumlah barang bersejarah yang berkaitan dengan sains dan pengobatan. Termasuk adanya koleksi jamur penisilin dari laboratorium Alexander Fleming and Jonas Salk sebagai bahan asli pembuatan vaksin polio.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
Terkini
-
Adu Properti Menpora Erick Thohir vs Dito Ariotedjo, Bak Bumi dan Langit!
-
Ganti Jabatan, Berapa Gaji Erick Thohir yang Digeser Jadi Menpora?
-
Rekam Jejak Erick Thohir di Bidang Olahraga Nasional dan Internasional, Kini Jadi Menpora
-
Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Siapa Penggantinya sebagai Menteri BUMN?
-
Rekam Jejak Gemilang Djamari Chaniago, Pernah Bersinggungan dengan Prabowo
-
Wali Kota Prabumulih Arlan Menikah Berapa Kali? Ini Profil Istri-istrinya
-
Menolak Jadi Menpora, Ini Perjalanan Karier Raffi Ahmad di Pemerintahan
-
Perjalanan Fadil Jaidi, Kreator Otentik dari Ruang Keluarga ke Panggung Global Digital
-
8 Prompt Gemini AI untuk Bikin Newborn Photoshoot, Tak Perlu Repot Booking Studio
-
Pernyataan Tasya Farasya Pilih Suami Poligami tapi Kaya Viral Lagi: Salah Satu Pintu Surga Gue