Suara.com - Oksigen sangat dibutuhkan makhluk hidup bukan hanya untuk bernafas tapi juga untuk membantu perombakan makanan dalam tubuh.
Sejak masa sekolah, kita mungkin tahu bahwa oksigen merupakan salah satu hasil dari fotosintesis tumbuhan yang menjadi salah satu sumber penghasil oksigen.
Ternyata anggapan itu kurang tepat. Penghasil oksigen terbanyak di bumi sebenarnya berasal dari laut yang dihasilkan oleh mikroorganisme kecil yang bernama fitoplankton.
Dikutip dari akun resmi sosial media Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), fitoplankton disebut penyumbang sumber oksigen di bumi hingga 85 persen.
Sementara itu, dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa tumbuhan hanya menghasilkan sekitar 20-an persen oksigen.
Fitoplankton merupakan organisme jenis plankton yang sering disebut mikroalga. Hewan kecil itu berperan sebagai indikator kontaminasi dan kualitas air serta produsen dalam rantai makanan.
Karena mampu menyediakan makanan sendiri, fitoplankton memperoleh energi melalui proses fotosintesis, menyerap karbondioksida di atmosfer, dan mengubahnya menjadi oksigen.
Sehingga fitoplankton harus berada pada bagian permukaan lautan, danau atau kumpulan air untuk mendapatkan cahaya matahari.
Namun pertumbuhan fitoplankton juga dapat berubah-ubah secara musiman dan dapat dipengaruhi oleh nutrisi air, suhu, serta kondisi kesehatan lingkungan.
Baca Juga: Tabung Oksigen Direbut Polisi untuk Pasien VIP, Pasien Covid Meninggal
Karenanya, diingatkan penting untuk menjaga kesehatan lingkungan perairan tertutama laut KLHK membagikan cara sederhana untuk memulai lestarikan alam laut, seperti berikut:
- Membuang sampah pada tempatnya dan tidak ke sungai
- Tidak melakukan illegal fishing terutama dengan bahan kimia berbahaya
- Mendaur ulang limbah industri pabrik sebelum membuangnya
- Tidak mencemari laut
- Menjaga kestabilan suhu guna mengurangi dampak perubahan iklim
- Transplantasi terumbu karang
Namun bukan berarti peran tumbuhan dan hutan di daratan tidak menjadi penting. Justru gerakan menanam pohon diharapkan bisa terus dilakukan banyak orang.
"Karena semakin banyak pohon yang ditanam, tentu juga akan menyelamatkan bumi dari ganasnya perubahan iklim yang sedang terjadi," kata KLHK.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Dari K-Drama ke Destinasi Nyata: Korea Travel Fair 2025 Hadirkan Pengalaman Wisata Autentik
-
Siapa Khamozaro Waruwu? Hakim Tipikor Medan yang Diteror dan Rumah Terbakar Saat Tangani Kasus Besar
-
Sunscreen Bayi Sebaiknya SPF Berapa? Cek Panduan Lengkap dan 6 Rekomendasi yang Aman
-
Kapan Hari Ayah Nasional 2025? Ini Tanggal dan Sejarahnya, Jangan Sampai Kelupaan
-
10 Pesan Pahlawan untuk Dibacakan saat Upacara Hari Pahlawan, Penuh Semangat!
-
Denny Goestaf Eks Suami Clara Shinta Kerja Apa? Gugat Gono-gini Rp13 M usai 3 Tahun Cerai
-
5 Rekomendasi Sepatu Docmart Wanita yang Lagi Hits, Bikin Penampilan Makin Kece!
-
5 Toner Centella Asiatica untuk Redakan Jerawat Meradang, Wajib Dicoba Remaja Aktif
-
5 Pilihan Moisturizer Ceramide untuk Memperbaiki Skin Barrier, Aman untuk Ibu Hamil
-
Hati-Hati! Selain Pinkflash, Ini 23 Kosmetik Berbahaya yang Izinnya Dicabut BPOM