Suara.com - Lebih dari satu tahun sudah Pandmei Covid-19 berlangsung di Indonesia. Pandemi ini juga berdampak langsung pada sektor pendidikan, yang membuat kegiatan belajar termasuk perkuliahan harus dilakukan secara online.
Salah satu program yang terancam terhambat karena adanya pandemi covid-19 adalah program merdeka
belajar-kampus merdeka. Program yang telah menjadi perhatian banyak pihak setelah pertama kali dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2020 lalu.
Hal itu juga terjadi dan dirasakan civitas akademika Swiss German University. Wakil Rektor Bidang Akademik Swiss German University, Dr. Irvan S. Kartawiria, S.T., M.Sc, bahwa memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengajaran selama pandemi Covid-19.
"Tantangan terbesar adalah di engagement mahasiswa atau keterlibatan mahasiswa di proses pembelajaran atau di pertemuan," kata Irwan dalam webinar baru-baru ini.
Ia menjelaskan, pada pembelajaran tatap muka, interaksi antara dosen dan mahasiswa cukup erat. Belum lagi, kelas di SGU teramasuk kecil.
"Di SGU ukuran kelas kecil dan interaksinya sangat hangat dan itu yang akan dirindukan dengan perkuliahan online, karena tentu ada hambatan hambatan seperti terbatasnya visual dan lain lain," ujar Irvan.
Namun, menurut hasil evaluasi, lanjut Irvan, tidak ada tantangan yang berarti selama masa pembelajaran. Semua mater dan bahan ajar juga tetap tersampaikan dengan baik.
Lebih lanjut, Irvan mengatakan bahwa sebenarnya jauh sebelum program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar (MBKM) diterapkan oleh pemerintah, hal itu telah menjadi inti dari proses perkuliahan di tempatnya.
"Seperti saya bilang tadi (MBKM) itu bagian dari darah daging SGU, itu DNA ada di mbkm meskipun pilihan atau hak, kami buat agar mahasiswa mengambil pilihan ini," kata dia.
Baca Juga: Perkuat Program Merdeka Belajar, Ini yang Dilakukan USU
Sebagai informasi, Program Kampus Merdeka sendiri memiliki beragam program kerja mulai dari Kampus Mengajar, Magang, Studi Independen, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Indonesian International Student Mobility Awards, KKN Tematik, Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian, hingga Wirausaha.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Terpopuler: Profil Istri Mantan Menpora Dito Ariotedjo, Sepatu Mirip On Cloud Versi Murah
-
7 Rekomendasi Tempat Wisata Viral di Bogor: Negeri Dongeng Mini hingga Sensasi Tenda Mongolia
-
5 Manfaat Minuman Elektrolit untuk Kulit, Rahasia Tiffany SNSD Tetap Awet Muda di Usia 36 Tahun
-
5 Koleksi Tato Tiffany SNSD, yang Segera Jadi Nyonya Byun Yo Han
-
5 Inspirasi OOTD Nongkrong ala Tiffany SNSD yang Wajib Ditiru
-
10 Ide Kado Natal di Miniso: Multifungsi dan Tetap Terjangkau
-
Mengintip Tren Terbaru: Mengapa Perjalanan Mewah Kini Makin Diminati Wisatawan Indonesia?
-
5 Pilihan Sepatu Vans Ori yang Diskon di Foot Locker, Harga Jauh Lebih Murah
-
Sensasi Musim Dingin di Jakarta! IDD Sulap Liburan Akhir Tahun dengan Salju dan Pohon Natal Raksasa
-
5 Cushion dengan Formula Skincare untuk Usia 50-an, Bantu Samarkan Keriput