Suara.com - Media sosial tengah ramai dengan tren ikoy-ikoyan. Dipelopori oleh selebgram Arief Muhammad, ikoy-ikoyan membagi-bagikan uang atau hadiah kepada para followers yang mengirimkan DM maupun komentar unik dan lucu di akun Instagram selebgram tersebut. Syaratnya? Tanpa syarat, asalkan nggak lebay, begitu kata Arief di awal ia memulai ikoy-ikoyan.
Tren ini sontak mengundang beragam reaksi. Banyak figur publik yang terinspirasi dan ikutan, namun tak sedikit yang mengecam.
Lalu, bagaimana dengan pendapat para pakar psikologi? Apa dampak yang bisa ditimbulkan dari tren ikoy-ikoyan ini?
Mengutip dari Antara, psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto menilai tren ikoy-ikoyan bisa menimbulkan efek kebiasaan, di mana setiap kesulitan diatasi dengan meminta bantuan kepada orang lain tanpa adanya usaha terlebih dahulu. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar tren tersebut disikapi dengan bijak.
"Berbagi pada dasarnya adalah hal yang baik sebagai makhluk sosial. Namun kita sudah diajarkan sejak kecil bahwa kita tidak seharusnya memamerkan hal tersebut," kata Kasandra.
Lebih lanjut Kasandra mengatakan bahwa pada sebagian orang, berbagi bisa saja menjadi bagian dari strategi marketing. Ia mencontohkan, ini bisa merupakan imbal jasa atas apa yang dilakukan orang lain terhadap si influencer, misal membuatnya menjadi tenar, menambah followers, membangun image positif, dan atau membeli kesetiaan.
Pendapat yang tak jauh berbeda diungkap psikolog dan founder dari Klinik Psikologi Ruang Tumbuh, Irma Gustiana A, M.Psi. Ia mengatakan bahwa ikoy-ikoyan sebaiknya tidak menjadi kebiasaan di masyarakat.
"Jadi artinya kalau memang si influencer atau selebgram ingin menolong, ya menolonglah dengan cara yang mungkin proporsional, yang tepat, sehingga tidak salah sasaran," kata Irma.
Irma menjelaskan, tren ini mungkin tidak menimbulkan gejala-gejala yang berisiko mengalami gangguan mental. Namun, hal ini dapat menurunkan karakter seseorang.
Baca Juga: Arief Muhammad Sindir Netizen Hedon Minta Duit Lewat Ikoy-ikoyan
"Jadi kalau misalnya dia sekali terus dikasih, besokannya ah coba lagi nih sama siapa gitu kan. Terus ternyata mungkin direspon juga. Nanti lama-lama jadi kebiasaan. Dan kemudian mental seseorang ini bukan jadi mental yang tangguh, karena dia merasa bahwa meminta pada seseorang itu adalah jalan keluar," pungkas Irma.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Siapa Istri Keenan Pearce Sekarang? Mantan Raisa Jadi Sorotan
-
Profil Sharon Ibu Timothy: Pilih Maafkan Perundung Anaknya, Pesannya Bikin Merinding
-
Susunan Acara Sumpah Pemuda untuk Rayakan Momen Bersejarah dengan Nuansa Digital
-
5 Contoh Teks Pidato Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025 untuk Upacara Bendera
-
5 Rekomendasi Sunscreen Murah untuk Atasi Tanda Penuaan, Mulai Rp20 Ribuan
-
Rekomendasi 5 Concealer Lokal dengan Coverage Tinggi: Ampuh Tutupi Flek Hitam dan Mata Panda
-
4 Shio Paling Pelit, Apakah Kamu Termasuk?
-
Bikin Senyum Makin Menawan, Berapa Harga Pasang Veneer Gigi?
-
Inilah 5 Shio Paling Hoki Hari Ini 27 Oktober 2025: Siapa yang Dapat Rezeki Tak Terduga?
-
7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet