Suara.com - Pancasila merupakan dasar negara yang sudah sepatutnya dipahami dan diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi, di tengah perkembangan hidup yang semakin modern, apakah Pancasila masih relevan?
Menjawab pertanyaan tersebut, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengatakan bahwa Pancasila memiliki nilai berbeda salah satunya mengandung nilai spritual.
“Apakah masih relevan? Kalau kita bicara soal Pancasila, mungkin orang akan anggap begitu-begitu aja. Tapi kalau kita lihat nilai-nilainya itu berbeda. Salah satunya spiritualitas,” ungkapnya dalam acara Bincang Literasi Digital, Rabu (18/8/2021).
Nilai spiritual yang ada di Pancasila, lanjut Alissa, bisa dilihat lewat cerminan ibadah keagamaan sehari-hari.
Selain itu, nilai spiritualitas juga dapat menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia masih menempatkan dirinya sebagai umat yang beragama.
"Kalau kita bicara spiritualitas itu kita bicara ketuhanan. Bukan hanya ritualnya saja, tapi menempatkan dirinya sebagai umat. Jadi ini masih relevan," jelasnya.
Dalam butir kedua Pancasila yakni ‘Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab’, Alissa juga mengatakan relevansinya bisa terlihat dari manusia yang harus berlaku adil terhadap sesama di lingkungannya.
Seperti kegiatan anak muda yang saat ini peduli dengan permasalahan situasi sosial, dan turut menerapkan rasa kemanusiaan mereka di tengah kesulitan saat ini.
"Bahkan sikap manusiawi di masa pandemi ini, anak-anak remaja banyak yang melakukan bantuan lewat sumbangan. Dan saat situasi sulit saat ini, orang yang membantu lewat doa itu sudah punya sikap manusiawi juga,” ungkapnya.
Baca Juga: Rayakan Kemerdekaan, Louise Wulandari Buat Kue Garuda Pancasila
Meski zaman terus berkembang dan berubah, namun nilai-nilai Pancasila tidak akan luntur. Sebab kata Alissa, makna Pancasila serta nilai-nilainya akan terus hidup sepanjang masa. Mulai dari butir sila pertama hingga sila kelima.
Selain itu, apapun yang dilakukan di lingkungan sosial, menurutnya sudah mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Mulai dari kerja kelompok hingga membangun komunitas.
“Nilai-nilainya justru masih hidup dan relevan sampai saat ini. Tinggal kitanya mampu apa enggak,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
Terkini
-
Ganti Mapel TKA Apakah Bisa? Ini Penjelasan dan Tips Agar Nilai Tinggi
-
6 Tips Memilih Sepatu Lari HOKA Original untuk Pemula, Jangan Tertipu yang Palsu!
-
Sosok Anthony Norman: Kasus Eks Politisi PSI Mendadak Viral Lagi
-
Nikah di KUA Gratis atau Bayar? Cek Aturan dan Syaratnya
-
Profil dan Rekam Jejak Abu Bakar Ba'asyir, Mendadak Temui Jokowi di Solo
-
5 Rekomendasi Serum Pencerah untuk Rutinas Skincare Malam, Mulai Rp29 Ribuan
-
Biaya Pendidikan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Gedung Musala Roboh Diduga Telan Korban 100 Santri
-
Kisah Cinta Deddy Corbuzier - Sabrina Chairunnisa: Dulu Backstreet Lalu Nikah, Kini Retak?
-
Siapa Orang Tua Sabrina Chairunnisa? Sempat Tak Restui Saat Jalin Cinta dengan Deddy Corbuzier
-
Ayah Ojak Pamer Perhiasan, Emang Boleh Laki-Laki Memakai Emas? Ini Peringatan Keras Buya Yahya