Suara.com - Indonesia memiliki keragaman agama dan kepercayaan yang dianut oleh penduduknya. Salah satu agama yang resmi diakui dan dianut sebagian masyarakat Indonesia adalah Konghucu. Seperti yang umumnya telah diketahui, nama tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa yang menganut agama Konghucu pada umumnya adalah Klenteng.
Klenteng menjadi tempat ibadah untuk pemeluk Tridharma (tiga agama), yaitu Konghucu, Taoisme, dan Buddha. Ciri khasnya memiliki dua rupang (patung) yang berstatus sebagai tuan rumah. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tempat ibadah agama Konghucu ini, mari simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Filosofi Klenteng
Klenteng merupakan nama tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa atau keturunan Tionghoa yang memeluk kepercayaan agama Konghucu. Ciri khas bangunan Klenteng yaitu didominasi oleh warna merah pekat. Warna merah mengandung filosofi kehidupan, yaitu Tuhan yang Maha Esa menciptakan manusia di dunia dengan sokongan darah yang berwarna merah.
Perlu kamu ketahui, nama Klenteng bukan berasal dari bahasa asing, melainkan dari bahasa Jawa murni. Hal ini karena orang Jawa dalam memberi nama berdasarkan bunyinya yang paling mudah. Lonceng, alat pemanggil umat Konghucu, yang berbunyi ‘teng-teng’ dan menjadi asal kata klenteng.
Tempat ibadah Konghucu ini menghadap ke barat, sama seperti rumah ibadah muslim, namun bukan disebut kiblat. Klenteng yang dibangun di seluruh dunia dibangun atas dasar kedudukannya di suatu tempat. Bersandar pada daerah tinggi (semeru) dan menghadap ke area yang lebih rendah (batu).
Pengurus Klenteng adalah setu, laki-laki. Tempat ibadah Klenteng setiap tahunnya menyelenggarakan hari raya keagamaan, seperti Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, Cheng Beng, Peh Cun hingga Membagikan Angpao.
Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama
Sebagai masyarakat Indonesia yang menjunjung nilai toleransi tinggi berdasarkan Pancasila, kita diharuskan hidup berdampingan secara harmonis, rukun, serta saling mendukung dan menopang.
Baca Juga: PA 212: Indonesia Masih Menjadi Surga Bagi Penista Agama
Hidup rukun dari pandangan agama Konghucu layaknya jari jemari yang memiliki nama dan tugasnya berbeda. Namun setiap jari jemari harus saling bersinergi, misalnya saja saat untuk menulis.
Demikian ulasan tentang tempat ibadah Konghucu beserta filosofi yang dimilikinya.
Kontributor : Yulia Kartika Dewi
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              5 Sunscreen Tone Up Non Comedogenic Terbaik untuk Kulit Berjerawat
 - 
            
              Berapa Lama Wardah Crystal Secret Bisa Hilangkan Flek Hitam? Cek Fakta dan Rekomendasinya
 - 
            
              Wewangian untuk Remaja: Bukan Sekadar Harum, Tapi Sumber Rasa Percaya Diri dan Energi Positif
 - 
            
              Profil dan Rekam Jejak Rektor UNM, Diberhentikan Buntut Dugaan Pelecehan
 - 
            
              Event Lari Berdampak Bagi Pelestarian Hijau, Mandatalam Earth Run 2025 Tanam 2.000 Bibit Pohon
 - 
            
              5 Rekomendasi Sepatu Lokal Sekelas Adidas yang Murah untuk Anak Sekolah
 - 
            
              Ketika Anabul Jadi Keluarga, Hadir Tren Perhiasan Bertema Kasih Sayang untuk Hewan Peliharaan
 - 
            
              Pandji Pragiwaksono Lulusan Apa? Minta Maaf Imbas Candaan Singgung Adat Toraja
 - 
            
              Sanksi Menyebarkan Soal TKA 2025 Bagi Peserta dan Petugas Ujian: Bisa Langsung Diskualifikasi
 - 
            
              12 Tata Tertib Peserta TKA 2025 dan Konsekuensi Melanggar