Suara.com - Selama ini game online seringkali mendapatkan stigma negatif di masyarakat. Tapi, berkat makin terus berkembangnya ekosistem E-sport, kini stigma itu perlahan terkikis.
Bahkan, kini seorang gamers online juga bisa menjadi sebuah karier profesional. Hal itu salah satunya diungkapkan oleh Chief Gaming Officer Genesis Dogma, Andrew Tobias.
Ia mengatakan, melihat tingginya animo masyarakat terhadap E-Sport, olah raga ini memiliki masa depan yang baik di Indonesia. Ini kemudian juga membuka peluang agar atlet E-Sport dalam negeri bisa mengikuti kompetisi tingkat dunia untuk mengharumkan nama Indonesia.
"Kalau saya kenal dari dunia game semenjak SMP, dulu belum ada Esport, dulu dari game edukasi, ketika belajar dan lewat game sangat menyenangkan sekali, dulu belum e sport, jadi ikutnya kompetsi game 2008" kata dia.
Namun, ia sadar bahwa tidak bisa menjadi pemain profesional. Akhirnya ia memilih untuk menyelenggarakan kegiatan dan bisa menghasilkan pendapatan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Profesional Player Genesis Dogma. Ia mengaku kenal denga game online sejak Sekolah Menengah Atas. Dari situ ia mulai serius untuk menggeluti dunia Esport hingga menjadi pemain game profesional.
Sayangnya, menurut Ketua Umum Indonesia E-Sport Association, Eddy Lim meski sudah berhasil menyelenggarakan turnamen tingkat dunia, perhatian pemerintah terhadap E-Sport belum maksimal.
Dukungan pemerintah terhadap jenis olah raga baru ini masih dibutuhkan agar para atletnya bisa terus mengharumkan nama Indonesia.
Menurut Eddy, agar E-Sport dapat menjadi olah raga yang diperhitungkan di Indonesia, sedikitnya ada tiga hal yang harus dilakukan, yakni olah raga fisik teratur, perkuat pengetahuan eksakta dan terakhir memperbanyak turnamen. Untuk poin terakhir, Eddy berharap ada lebih banyak dukungan dari pemerintah.
Baca Juga: 4 Hal Ini Bisa Membuatmu Jadi Wanita yang Berkelas, Minat?
Sementara itu, Andrew juga berharap pemerintah bisa memberikan dukungan keada atlet E-Sport, diantaranya fasilitas bagi mereka yang ingin ikut kompetisi di luar negeri.
“Atlet E-Sport bisa mengubah stigma negatif game online, karena itu sudah seharusnya didukung,” kata Andrew
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Gold Standard, Predikat Bergengsi yang Jadi Tolak Ukur Sehatnya Perusahaan
-
Mal Ini Berubah Jadi Bikini Bottom, Bisa Bertemu Spongebob dan Patrick di Momen Liburan Akhir Tahun
-
Dany Amrul Ichdan Ajak Civitas Akademika Wujudkan Indonesia Naik Kelas Sebagai Gerakan Moral Bangsa
-
Liburan Akhir Tahun di Jakarta? Kejutan Seru Ini Bikin Kita Lupa Harus Keluar Kota!
-
7 Rekomendasi Sepatu Futsal Cewek Terbaik, Kualitas Juara Bikin Anti Cedera
-
45 Ucapan Selamat Natal untuk Teman dan Sahabat, Hangat dan Menyentuh Hati
-
Perempuan Usai Career Break: Ingin Kembali Bekerja, Tapi Peluangnya Masih Terbatas
-
3 Zodiak Ini Paling Beruntung dan Penuh Cinta pada 12 Desember 2025
-
Rekomendasi Bedak dengan Kandungan Centella Asiatica, Makeup Flawless Tanpa Takut Jerawat Meradang
-
4 Tinted Sunscreen untuk Wajah Flawless dan Tetap Terlindungi