Suara.com - Presiden Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Francesco Rocca mengatakan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana perubahan iklim dan Covid-19 telah mendorong masyarakat sampai batas kemampuan.
Analisis terbaru IFRC menunjukkan bahwa sejak awal pandemi Covid-19, bencana terkait iklim telah berdampak pada sedikitnya 139,2 juta orang dan memakan lebih dari 17.242 korban jiwa. Selain itu, sekitar 658,1 juta individu dari kelompok rentan terpapar suhu ekstrem.
Dari data terbaru serta sejumlah studi kasus spesifik, kajian tersebut memaparkan bahwa populasi di seluruh dunia kini tengah menghadapi beragam krisis dan kerentanan yang berlapis.
Hasil pada paparan itu juga menekankan pentingnya penanganan krisis di tengah pandemi COVID-19 yang berdampak pada kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia dan membuat mereka menjadi lebih rentan terhadap risiko perubahan iklim.
“Menjelang COP26, kami mengimbau para pemimpin dunia untuk mengambil aksi cepat agar tidak hanya mengurangi emisi rumah kaca tetapi menangani dampak kemanusiaan akibat perubahan iklim,” ujar Rocca dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/10/2021), mengutip dari Antara.
Laporan itu disampaikan satu tahun setelah adanya analisis terhadap meningkatnya risiko akibat cuaca ekstrem pada masa krisis pandemi Covid-19.
Pandemi yang masih berlangsung menimbulkan malapetaka terhadap kesehatan jutaan manusia di dunia, serta dampak tak langsung akibat upaya pembatasan.
IFRC mengatakan bahwa krisis rawan pangan dari perubahan iklim diperparah dengan adanya virus Covid-19, serta sistem kesehatan yang telah mencapai ambang batas kemampuannya. Sementara itu, masyarakat rentan menjadi kalangan yang harus menanggung dampak terbesarnya.
Di Afghanistan, dampak kekeringan erat kaitannya dengan konflik serta Covid-19 yang telah melumpuhkan produksi pangan pertanian dan merusak hasil peternakan, serta berujung pada terjadinya kelaparan dan malnutrisi bagi jutaan warganya.
Baca Juga: CHIMIngit Kakak, Kotak Kebahagiaan untuk Warganet yang Terdampak Pandemi
Bulan Sabit Merah Afghanistan turut memberikan bantuan di antaranya bahan pangan serta bantuan tunai untuk pembelian makanan, menanam tanaman tahan-kekeringan, dan perlindungan ternak.
Di Honduras, ribuan manusia kehilangan tempat tinggal dan mengungsi akibat badai Eta dan Itoa di tengah pandemi.
Kenya juga merasakan dampak dari Covid-19 bersamaan dengan bencana banjir dan kekeringan. Lebih 2,1 juta individu mengalami kerawanan pangan baik di pedesaan maupun perkotaan.
Di wilayah Afrika Timur, pembatasan karena Covid-19 memperlambat proses respon banjir dan upaya untuk menjangkau populasi terdampak, sehingga kian meningkatkan kerentanan mereka.
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia, kata IFRC, bukan hanya melakukan respon terhadap krisis yang berlapis, tetapi juga membantu masyarakat untuk bersiaga dan mengantipasi risiko perubahan iklim.
Bulan Sabit Merah Bangladesh memanfaatkan pendanaan IFRC untuk aksi antisipatif (anticiparory action) guna melakukan diseminasi pesan peringatan dini banjir melalui pengeras suara di wilayah rentan, sehingga masyarakat dapat melakukan langkah mitigasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
5 Parfum Lokal Sewangi Dior Sauvage, Aroma Maskulin tapi Lebih Terjangkau
-
5 Rekomendasi Sepatu Gunung Lokal Mid-Cut untuk Pemula yang Nyaman
-
5 Sunscreen Saat Musim Hujan untuk Liburan di Pantai, Tekstur Ringan
-
Lebih dari Sembako: Rahasia Daya Tahan Tubuh Penyintas Bencana di Sumatra yang Sering Terlewatkan
-
5 Sepatu Lokal Kembaran Converse, Desain Timeless Bisa Dipakai Anak Sekolah
-
5 Sunscreen Musim Hujan untuk Main ke Pantai Anti Lengket, Perlindungan Kulit Terbaik
-
5 Cara Layering Parfum untuk Pemula, Ciptakan Wangi Unikmu Sendiri!
-
Cara Mengatasi Kulit Belang akibat Jalan-jalan Seharian saat Liburan, Bisa Pakai Bahan Alami
-
6 Sepatu Nike yang sedang Promo di Zalora, Harga Jadi Mulai Rp200 Ribuan
-
Seberapa Kaya V BTS? Masuk Daftar 100 Pemegang Saham Muda Terkaya di Korea