Suara.com - Sungai Ciliwung yang membentang dari Gunung Pangrango sampai Teluk Jakarta menjadi salah satu sungai paling populer di Indonesia. Sungai Ciliwung memiliki panjang sekitar 120 km dan memiliki peranan penting bagi masyarakat sekitar sungai.
Sayangnya, Sungai Ciliwung menerima perlakuan buruk masyarakat yang menjadikan sungai tersebut tercemar dan menjadi sungai dengan kategori terparah. Sejak 1976 hingga 2014, luapan air Sungai Ciliwung beberapa kali membuat banjir Ibukota Indonesia hingga melumpuhkan perekonomian Jakarta.
Upaya melestarikan dan mengembalikan kondisi Sungai Ciliwung pun terus dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya komunitas Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) saat memeringati Hari Ciliwung 2021 beberapa waktu lalu.
Saat ini GCB coba memperkenalkan program ekowisata dan eduwisata di sepanjang Sungai Ciliwung. Dengan begitu, masyarakat dan pelajar dapat berwisata di sungai sambil mempelajari seluk beluk sungai, sejarah Ciliwung, upaya pelestarian sungai, biota sungai dan sebagainya.
Peluncuran sendiri ditandai dengan peresmian Pintu Gerbang Jembatan Pantau oleh beberapa pejabat serta Kelompok Peduli Ciliwung dan perwakilan perusahaan anggota GCB.
"Setelah 31 tahun, akhirnya upaya yang kami lakukan menunjukkan hasil yang sangat positif. Mutu air Sungai Ciliwung telah mencapai level 2 yang artinya layak sebagai air minum, memungkinkan berkembangbiaknya biota air seperti ikan, udang dan lainnya," kata Ketua Gerakan Ciliwung Bersih Ir. Peni Susanti Dipl. Est dikutip Suara.com dari siaran tertulis, Senin (15/11/2021).
Peni mengatakan, pihaknya ingin memperkenalkan wajah baru Sungai Ciliwung sebagai alternatif tujuan wisata di Jakarta sambil menimba ilmu tentang sungai, pelestarian sungai dan lingkungan sekitar sungai.
GCB didukung sekitar 36 Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) dan beberapa perusahaan seperti Indofood, Indonesia Power, PLN dan PAM Jaya telah mempersiapkan Sungai Ciliwung menjadi tempat belajar sekaligus menikmati wisata sungai.
Sebagai tujuan ekowisata dan eduwisata, ada beberapa titik lokasi wisata yang bisa dikunjungi masyarakat.
Baca Juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Purwakarta Terbaru dan Instagramable
Di Sekertariat GCB yang terletak di Jl. Penjernihan, Karet Bivak, masyarakat bisa mempelajari sejarah sungai Ciliwung di Galeri Sungai Ciliwung, mempelajari pemilahan dan pengolahan sampah sungai melalui metode peyeumisasi, susur sungai, memanen hasil hidroponik ventikultur sambil menikmati kopi di Kedai pinggir Sungai Ciliwung.
Ada juga Sekolah Sungai KPC Pejaten di mana masyarakat bisa melihat hewan purba endemik dan langka yaitu Senggawangan atau Bulus raksasa (Chitra Chitra javanensis) yang memiliki berat 300 Kh, hewan ini ditemukan pada 11 November 2011.
Ada juga Jawarapeci Condet, tempat pengolahan sampah anorganik seperti bekas botol air mineral dan lainnya diubah menjadi produk atau karya seni seperti membuat cindera mata berupa ondel – ondel, tas dan beberapa produk lain.
Di Lenteng Agung, Jakarta Selatan Sarmili selaku Ketua KPC Lenteng Agung, menyampaikan pihaknya menyiapkan tempat sekaligus menyajikan kegiatan susur sungai dengan suasana taman sehingga para pengunjung dari titik awal hingga akhir dapat menikmati pemandangan taman-taman yang bagus dan indah.
"Tidak hanya itu, mereka juga bisa belajar tentang kerajinan tangan dan berbagai produk inovatif seperti eco-print dan produk kreatif lainnya," tambah Sarmili.
Pun dengan Ketua KPC Bogor, Soeparno, yang mengaku setiap minggu melakukan aktivitas membersihkan sampah di sungai sebagai bagian dari edukasi dan ajakan supaya banyak pemuda yang ikut terjun membantu membersihkan sampah sungai. Ada juga titik menarik dan bagus seperti titik Delta yang masih sangat natural.
"Kami berharap, ekowisata dan eduwisata Sungai Ciliwung dapat mengubah paradigma menjadikan sungai sebagai potensi untuk kehidupan dan penghidupan,” tutup Peni.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kabur dari Jakarta: Mengapa Kota Mandiri di Pinggiran Kini Jadi Rebutan Kaum Urban?
-
3 Rekomendasi Masker Rambut Andalan agar Lebih Sehat: dari Tipis Jadi Tebal!
-
Solidaritas Pasca-Banjir Bali, Merek Lokal Ini Ulurkan Bantuan untuk Ringankan Duka Warga
-
Peran Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya di MOP Beauty, Duduki Jabatan Vital
-
Cara Membersihkan Baju Putih Kelunturan, Modal Bahan Sederhana di Rumah
-
5 Rekomendasi Krim Malam Terbaik Mengandung Niacinamide, Bangun Tidur Kulit Lebih Cerah!
-
Lifestyle Terpopuler: Alasan Tasya Farasya Cerai, Skill Bahasa Inggris Menteri Pariwisata Digunjing
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil dengan Sekarang, Hasil Natural Bikin Mewek
-
Beda Kekayaan Widiyanti Putri Wardhana dan Ni Luh Puspa, Menteri vs Wakil Menteri Pariwisata
-
Tolak Penawaran Jadi Menpora, Begini Rekam Jejak Karir Raffi Ahmad Sedari Muda