Suara.com - Minyak goreng termasuk salah satu kebutuhan penting dalam rumah tangga. Hanya saja, minyak goreng tidak baik untuk terus dipakai memasak karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan.
Idealnya minyak goreng hanya dipakai berulang satu sampai tiga kali saja. Setelah itu, sisa berupa minyak jelantah harus dibuang. Apalagi jika warna minyak sudah kehitaman.
Bila tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat memicu sejumlah dampak negatif bagi lingkungan. Seperti penyumbatan saluran air yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri.
Minyak juga akan mengalir ke sungai hingga sampai laut dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air. Apabila minyak jelantah dibuang ke tanah, minyak juga akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah. Sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.
Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif tersebut, edukasi terkait pengelolaan minyak jelantah juga perlu dilakukan.
Dikutip dari rilis Bank DBS Indonesia berikut tiga cara mudah kelola minyak jelantah di rumah:
1. Ubah jadi sabun batangan
Kualitas sabun batangan dari minyak jelantah tidak kalah dengan sabun buatan pabrik. Selain menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, membuat sabun batangan dari minyak jelantah juga dapat menekan pengeluaran belanja domestik.
Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan. Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan.
Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin. Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental.
Baca Juga: Yuk Kenali Sedekah Minyak Jelantah Tangerang, Selamatkan 911 Juta Liter Pencemaran Air
Tambahkan pewangi dan pewarna makanan lalu tuang ke dalam cetakan sabun. Tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.
2. Sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi
Selain sabun batangan, minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri, bisa membentuk dan menentukan wangi lilin sesuai dengan selera. Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah juga bisa dijual kembali.
Cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup mudah. Langkah pertama dapat dilakukan dengan menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari.
Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan. Aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api. Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan.
3. Sumbangkan ke pihak yang tepat
Apabila tidak punya waktu untuk mendaur ulang minyak jelantah, salurkan saja ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali. Salah satunya Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow
-
5 Rekomendasi Body Lotion Mengandung AHA dan BHA untuk Memutihkan Kulit
-
5 Rekomendasi Lipstik Matte untuk Bibir Kering Usia 40 Tahun ke Atas