Suara.com - Ada penyebab di balik sikap seseorang cuek dengan masalah lingkungan, terutama persoalan sampah. Secara psikologi, pilihan untuk peduli atau tidak terhadap hal tersebut akan sangat subyektif.
Meski begitu, kesadaran untuk cinta lingkungan masih bisa ditularkan apabila saling memahami manfaatnya.
"Untuk memiliki kesadaran, perlu dimulai dengan adanya sense of purpose karena seseorang baru akan termotivasi jika apa yang dilakukannya memiliki tujuan dan arti," kata Psikolog Klinis Tara de Thouars, Psi., dalam webinar 'Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia', beberapa waktu lalu.
Tara menjelaskan, dalam ilmu psikologis, orang yang masih tidak memiliki kepedulian terhadap sampah umumnya kurang memiliki empati atau apatis.
Sikap itu akibat perasaan menyangkal dan ketidaknyamanan untuk mengakui bahwa permasalahan sampah memang nyata dan mengancam kehidupan.
Lebih bijak mengelola sampah bisa menjadi salah satu bentuk telah mengetahui tujuan dari apa yang dilakukan, lanjut Tara.
Setelah itu, perbuatan bijak perlu didukung dan dipertahankan dengan adanya self reward atau memberikan hadiah pada diri sendiri sebagai apresiasi.
"Mengapresiasi diri karena telah melakukan sebuah kebaikan. Pada akhirnya, self reward ini dapat menjadi dorongan bagi seseorang untuk mengubah perilakunya secara jangka panjang," kata Tara.
Sementara itu, dari sisi budaya bisa dilihat bahwa kemampuan mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan termasuk penanda peradaban.
Baca Juga: Keren Abis! Di Semarang, Sampah Bisa Ditukar dengan Emas Lho
Sosiolog dan Pengajar FISIPOL Universitas Gadjah Mada Dr. Arie Sujito, S.Sos, M.Si mengatakan, agar semakin banyak masyarakat yang peduli lingkungan, perlu ada persepsi yang diubah.
"Inilah yang menjadi tantangan kita bersama. Masyarakat harus terlebih dahulu mengubah persepsi mengenai lingkungan, bahwa lingkungan harus dijaga agar kualitas kehidupan tetap baik untuk masa kini dan masa mendatang," ujarnya.
Hal tersebut juga berhubungan dengan cara masyarakat memandang sampah plastik sebagai bagian dari masalah lingkungan. Menurutnya, masyarakat perlu menyadari bahwa sampah plastik bukan berarti tidak bermakna atau menjijikkan.
"Melainkan bagian dari keseharian yang jika mampu dikelola dan dikendalikan akan meningkatkan kualitas hidup," ucap Arie.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Berapa Kekayaan Eks Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis? Anaknya Ditangkap Akibat Curi Sepatu di Masjid
-
Ironis, Anak Eks Wali Kota Cirebon Ditangkap Gegara Curi Sepatu di Masjid Usai Ayah Terjerat Korupsi
-
5 Rekomendasi Parfum untuk Pengantin Wanita yang Tahan Lama Mulai Rp50 Ribuan
-
Kilas Balik Perjalanan Cinta Syifa Hadju, Kini Berlabuh pada El Rumi
-
5 Rekomendasi Moisturizer Penghilang Chicken Skin, Kulit Halus Impian Jadi Kenyataan!
-
Dari Mana Nama 'Tolpit'? Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
-
5 Skincare untuk Hilangkan Flek Hitam Usia 50 Tahun ke Atas, Harga Mulai Rp60 Ribuan
-
Panduan Lengkap Cara Mendaftar Global Sumud Flotilla untuk Berlayar ke Gaza
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang