Suara.com - Memang sekilas terdengar aneh, namun National Heart, Lung and Blood Institute membenarnya adanya kemungkinan seseorang meninggal akibat patah hati.
Kardiomiopati takotsubo sebagai istilah medis dari sindrom patah hati ini bahkan disebut sebagai ancaman serius yang muncul disebabkan hal-hal sedih lainnya.
Bukan hanya patah hati, seseorang yang kehilangan orang tercinta, ingatan traumatis dapat mengalami sindrom patah hati.
Lalu apa saja yang perlu dipahami terkait sindrom patah hati ini? Untuk selengkapnya, berikut kami rangkum dari laman Hops.id---Jaringan Suara.com untuk Anda.
Sindrom patah hati disebut dapat memicu hormon stres
Ada dampak dari hal-hal yang meninggalkan perasaan traumatis. Karena hal-hal traumatis tersebut menyebabkan meningkatnya hormon stres secara drastis.
Hormon stres yang terlalu tinggi dapat mengganggu kinerja pemompaan di bagian jantung, yang berakibat pada gagal otot jantung dalam jangka pendek. Beberapa kondisi ini dapat diobati, tetapi juga bisa berakibat fatal.
Sindrom patah hati tidak muncul begitu saja atau secara tiba-tiba. Biasanya akan mulai menunjukan gejala sekitar beberapa menit hingga beberapa jam sesaat setelah stres akibat hal traumatis yang terjadi.
Karena letak masalahnya mengganggu jantung, sindrom ini seringkali disalahpahami sebagai serangan jantung karena gejalanya mirip.
Baca Juga: Diduga Dibunuh, Fakta Kematian Artis Thailand Tangmo Nida Mulai Terungkap
Penderita sindrom ini akan mengalami nyeri dada, sesak nafas, serta perubahan elektrokardiogram (EKG) mirip sekali dengan penderita serangan jantung.
Penderita sindrom ini bisa sembuh dalam beberapa minggu, tetapi kondisinya juga bisa terancam jika disertai dengan gagal jantung kongestif, tekanan darah rendah atau kelainan detak jantung.
Sampai saat ini, para dokter masih terus mencari cara pengobatan yang tepat untuk sindrom ini.
Beberapa dengan menggunakan obat untuk mengontrol hormon stres. Teknik pernapasan dan relaksasi juga dianggap berguna untuk menangani kondisi ini. Meskipun masih dibutuhkan lebih banyak bukti untuk mendukung hal tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Tiket MotoGP Mandalika Hampir Ludes! Apa yang Bikin Event Ini Jadi Magnet Wisata Dunia?
-
Ahmad Sahroni Titip Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia, Ferry Irwandi Balas Menohok
-
Urutan Skincare yang Benar, Moisturizer Dulu atau Sunscreen Dulu?
-
5 Rekomendasi Toko Batik Murah di Jogja: Pilihan Beragam, Harga Terjangkau
-
Terpopuler: Pidato Kahiyang Ayu Disorot, Ayah Ojak Pamer Emas Segambreng
-
Moisturizer Glowsophy untuk Umur Berapa? Ini 2 Rekomendasinya Agar Kulit Glowing Sejak Remaja
-
Siapa Hera Lubis yang Laporkan Ferry Irwandi ke Polisi? Ini Profilnya
-
Hari My Girl 1 Oktober Apa Itu? Asal Usulnya dan Perbedaan dengan National Girlfriend Day
-
Opsi RS Bayi Tabung di Malaysia dan Prakiraan Biayanya
-
Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?