Suara.com - Anak generasi 90-an tentu tidak asing dengan Tamagotchi, sebuah game konsol yang memungkinkan penggunanya memiliki bayi binatang virtual. Tapi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, manusia juga bakal punya bayi virtal.
Di Amerika Serikat orangtua butuh sekitar Rp 3 miliar hingga anak mencapa 17 tahun. Seorang anak digital, di sisi lain, dapat memenuhi semua kebutuhannya dengan kurang dari Rp 326 ribu per bulan menurut pakar kecerdasan buatan terkemuka di Inggris.
Di tengah kemiskinan, epidemi penyakit, perubahan iklim, dan kepadatan penduduk, para ahli khawatir bahwa perkiraan 11 miliar orang yang akan menghuni Bumi pada tahun 2100 tidak akan mendapatkan makanan, perawatan kesehatan, dan sumber daya penting lainnya yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Dan itu menjadi perhatian nyata bagi calon orang tua, menurut jajak pendapat YouGov 2020 yang menemukan hampir 10% orang dewasa telah memilih untuk tetap tidak memiliki anak karena alasan ini, sementara 10% lainnya menyebutkan dampak finansial memiliki anak.
“Berdasarkan penelitian tentang mengapa pasangan memilih untuk tetap tidak memiliki anak, saya pikir masuk akal untuk mengharapkan sebanyak 20% orang memilih untuk memiliki bayi AR [augmented reality] daripada yang asli,” kata Catriona Campbell, mantan teknologi penasihat pemerintah Inggris dan British Interactive Media Association Digital Hall of Fame yang dilantik.
“Anak-anak virtual,” beberapa ahli percaya, dapat menggantikan yang asli – menjadi hal yang biasa pada awal tahun 2070-an, kata Campbell kepada South West News Service.
Dengan menggabungkan citra yang dihasilkan komputer dengan mesin yang dapat belajar seperti yang dilakukan manusia, anak-anak virtual yang terlihat seperti nyata akan dapat mengenali dan merespons orang tua mereka, dan mensimulasikan respons emosional nyata seperti yang dilakukan anak-anak.
“Anak-anak virtual mungkin tampak seperti lompatan raksasa dari tempat kita sekarang, tetapi dalam 50 tahun teknologi akan berkembang sedemikian rupa sehingga bayi yang ada di metaverse tidak berbeda dengan bayi di dunia nyata,” tambah Campbell, yang buku barunya , “AI by Design: A Plan For Living With Artificial Intelligence,” keluar minggu ini.
Teknologi ini akan dimungkinkan dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan dan teknologi augmented reality, termasuk sarung tangan "sensitif sentuhan" untuk membantu orang tua benar-benar merasakan anak-anak mereka, dan kacamata untuk membayangkan mereka di lingkungan nyata kita.
Baca Juga: Komunitas di Sungai Aare Ikut Diperbantukan Cari Anak Ridwan Kamil
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Jadwal MotoGP Mandalika 2025, Simak Kejutan dan Dramanya!
-
Link Nonton Live MotoGP Mandalika 2025
-
5 Fakta Menarik Lauterbrunnen Swiss yang Indah, Lokasi El Rumi Lamar Syifa Hadju
-
Erina Gudono Unggah Momen Tedhak Siten Bebingah, Berapa Usia Ideal Bayi saat Melakukannya?
-
Gabriel's Coffee Eatery: Kafe Pet-Friendly Kekinian yang Wajib Dicoba di Gading Serpong!
-
Siap Kaya Raya? 3 Zodiak Ini Diprediksi Banjir Rezeki selama Oktober 2025
-
3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
-
5 Cara Membedakan Sepatu Puma Speedcat Asli dan KW dari Tampilannya
-
Tembus Rp1 M? Harga Cincin Lamaran Syifa Hadju dari El Rumi Jadi Sorotan
-
Silsilah Keluarga Putri Tanjung, Rumah Tangganya dengan Guinandra Jatikusumo Diisukan Retak