Suara.com - Mewarnai rambut adalah salah satu hal yang menyenangkan. Namun sayangnya, kebiasaan ini juga bisa membuat rambut jadi cepat rusak. Tidak hanya itu, efek samping mengecat rambut bahkan bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya.
Jadi, sebelum memutuskan untuk mengecat rambut, sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu apa saja dampak ke depannya. Dilansir dari stylecraze dan only my health, berikut efek samping mewarnai rambut.
Rambut Rusak
Pewarna atau cat rambut seringkali mengandung amonia atau bahan kimia serupa dan peroksida. Amonia dapat menembus batang rambut, sementara peroksida memutihkan pigmen alami di rambut untuk menghilangkan warna.
Kandungan senyawa kimia berlebih ada rambut akan membuat rambut kehilangan kilau, mudah patah, dan berbagai permasalahan lain. Pada beberapa kasus yang sudah parah, satu-satunya cara mengatasi kerusakan ini adalah memotong rambut.
Alergi
Kandungan para-phenylenediamine pada pewarna rambut merupakan alergen umum. Oleh karena itu, seseorang dengan dermatitis kontak sangat rentang terkena alergi karenanya.
Dalam kasus yang lebih ringan, alergen ini dapat menyebabkan iritasi kulit, kemerahan, serta pembengkakan di kulit kepala. Semakin sering mewarnai rambut, semakin besar kemungkinan terkena alergi. Itu karena efek samping mengecat rambut mungkin tidak langsung dirasakan pada pewarnaan pertama.
Konjungtivitis
Baca Juga: Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan dalam Merawat Rambut Berwarna Agar Bisa Tahan Lama
Ketika mengecat rambut, apalagi melakukannya sendiri, tidak jarang pewarna rambut akan mengenai bagian wajah yang sensitif, seperti mata. Dalam beberapa kasus, hal ini akan membuat mata langsung merah atau konjungtivitis. Akibatnya, mata akan terasa sangat perih dan membuat tidak nyaman.
Asma
Efek samping menggunakan pewarna rambut selanjutnya adalah gangguan pernapasan atau asma. Bahan kimia yang terhirup selama proses pewarnaan dapat mengakibatkan batuk terus menerus, rasa tidak nyaman di tenggorokan, sampai asma. Jadi, bagi Anda yang memiliki asma, sebaiknya hindari mengecat rambut.
Kesuburan
Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan pewarnaan rambut terlebih dahulu. Pasalnya, bahan kimia yang ada pada produk cat rambut tidak hanya akan berpengaruh pada Anda, namun juga bayi dalam kandungan. Jika Anda tengah mengupayakan kehamilan, mewarnai rambut juga sebaiknya dihindari.
Adanya informasi di atas bukan berarti Anda sepenuhnya dilarang mengecat rambut. Namun, cobalah untuk lebih pemilih dalam menentukan kualitas pewarna rambut atau konsultasikan langsung dengan pakarnya. Dengan begitu, kemungkinan efek samping mengecat rambut bisa diminimalisir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow