Suara.com - Jumlah wisatawan mancanegara sempat mengalami penurunan karena pandemi. Pada Maret 2022 pariwisata Indonesia nyaris pulih seutuhnya, namun ada beberapa tren wisata yang sedang diburu turis asing.
Tren wisata ini diharapkan bisa ditangkap pelaku bisnis pariwisata dalam negeri, agar semakin menarik minat turis asing berlibur di Indonesia, dengan pilihan destinasi yang beragam.
Berikut ini 6 tren pariwisata yang sedang diminati wisatawan, mengutip siaran pers Xendit berdasarkan darta agen travel online, dikutip suara.com, Rabu (11/8/202).
1. Wisatawan Bisnis
Wisatawan bisnis atau perjalanan bisnis diprediksi akan meningkat. Apalagi data menunjukan ada kenaikan stabil pada jumlah wisatawan bisnis yang datang ke Indonesia saat ini.
Ditambah angkanya, jumlah wisatawan ini belum mencapai angka sebelum pandemi. Ditambah data SAP Concur, 68 persen wisatawan bisnis di seluruh dunia berencana untuk melakukan perjalanan bisnis di 2022.
Banyak perusahaan sudah memberlakukan kebijakan work from office (WFO), meskipun ada pula yang sudah memberlakukan work from anywhere (WFA).
Hal ini dapat dilihat dari pegawai yang mulai kembali ke kantor, klien dan vendor yang kembali melakukan meeting tatap muka langsung, dan regulasi pembatasan sosial yang telah dicabut.
2. Workstation, Bekerja dan Berlibur
Baca Juga: Bali Resmi Ditunjuk Jadi Tuan Rumah World Tourism Day 2022
Saat ini, wisatawan ingin berlibur dengan jangka waktu yang lebih lama. Salah satu buktinya adalah pemesanan akomodasi liburan di kalangan wisatawan Asia Tenggara yang meningkat lebih dari 1.000 persen dari tahun ke tahun.
Hal ini didukung dengan fakta bahwa 16 persen perusahaan di seluruh dunia telah memberlakukan kerja jarak jauh.
Banyak perusahaan yang mengimplementasikan work from anywhere dan meningkatnya jumlah digital nomad, yaitu karyawan yang memilih untuk bekerja dan berlibur dengan workstation.
3. Berwisata Tapi Tetap Selamat
Meski berlibur, masih banyak wisatawan yang khawatir terhadap penularan Covid atau perubahan rencana mendadak karena adanya regulasi pembatasan mobilitas di negara-negara tertentu.
Hasilnya Google mencatat kenaikan tajam atau lebih dari 165 persen, untuk pencarian kata kunci terkait “asuransi perjalanan”, terutama di Asia Tenggara. Wisatawan pun mencari cara untuk mengurangi kontak langsung selama liburan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Heboh Pengakuan dari Australia: Gibran Lulusan UTS Insearch Setara Bimbel atau SMA?
-
Mineral Sunscreen Cocok untuk Kulit Apa? Intip 6 Rekomendasi yang Murah dan Bagus
-
Sosok Rosyida Istri Yai Mim, Ternyata Berpendidikan Sarjana Hukum
-
Makna Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September dan Satu Tiang Penuh 1 Oktober
-
Awal Mula Tagar #SIWON_OUT Menggema, Fans Minta Siwon Keluar dari Super Junior
-
Juknis Lengkap Upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2025, Resmi Kemenbud!
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lari Terbaik Tahun 2025, Nyaman dan Stylish
-
Anggap Anjing Jadi Sumber Kebahagiaan, Apa Agama Sabrina Chairunnisa?
-
7 Cara Jitu Bedakan Sepatu Converse Ori dengan Palsu: Jangan Sampai Tertipu!
-
Siapa Yai Mim? Viral Ribut dengan Tetangga sampai Beber Alasan Pura-pura Stroke