Suara.com - Krisis iklim menjadi salah satu masalah yang banyak diperbincangkan dalam beberapa waktu belakangan. Banyak masyarakat mulai khawatir dan peduli dengan bahaya krisis iklim.
Hal itu yang membuat Plataran dengan Jejakin dalam upaya memerangi isu perubahan iklim dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dan perkembangan pesat suatu industri, termasuk industri pariwisata, kadang berdampak kurang baik bagi lingkungan.
Namun, CEO & Founder Plataran Indonesia Group, Yozua Makes percaya bahwa industri pariwisata dapat terus berkembang sambil memberikan dampak positif bagi lingkungan. Oleh karena itu pihaknya berkolaborasi dengan Jejakin melalui Plataran for the Earth: Carbon Offsetting Program.
Kolaborasi ini melahirkan sebuah aplikasi Carbon Footprint Calculator di situs web Plataran yang langsung terkoneksi dengan aplikasi Jejakin. Dengan aplikasi ini para wisatawan dan tamu dapat menghitung jejak emisi karbon yang mereka produksi atas aktivitas pariwisata, yang bisa langsung dikonversikan menjadi sekian batang mangrove yang akan ditanam di Plataran Menjangan, Taman Nasional Bali Barat, Plataran Komodo, dan Plataran Bromo.
"Dengan ini, semakin mudah bagi wisatawan untuk berpartisipasi dalam proyek berkelanjutan untuk membantu melindungi bumi lewat kontribusi penanaman pohon. Kerjasama Plataran dengan Jejakin juga merupakan tindak lanjut dari Deklarasi ‘Towards Net Zero’ di Plataran Menjangan pada 7 Juli 2022 lalu, dimana Plataran L’Harmonie terpilih satu dari lima destinasi pilot project yang ditunjuk oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mendukung Carbon Offsetting Tourism," kata Yousua.
Sementara itu, Arfan Arlanda selaku CEO & Founder Jejakin, fase berikutnya yang akan dilakukan ialah untuk menyeimbangkan karbon seperti memiliki program penanaman pohon, substitusi dengan renewable energy, dan trend berikutnya yang terus harus kita kembangkan bersama.
“Percepatan aksi iklim memang urgent untuk dilakukan. Saya sempat mengunjungi Plataran Menjangan, bukan hanya oleh keindahan alam, fasilitas, dan pelayanan di resor, tapi juga bagaimana Plataran mengelola sekaligus menjaga kawasan tersebut dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan menanam pohon endemik dan terumbu karang sebagai bagian pelestarian ekosistem bawah laut, rasanya sangat pantas kalau Plataran Menjangan disebut sebagai Eco Sustainable Development Destination.”, ujar Artika Sari Devi, Puteri Indonesia 2004 dan environmentalist.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Tren Baru Asuransi: Program Loyalitas Jadi Daya Tarik, Tawarkan Medical Check-up Gratis
-
Rahasia Cari Tiket Pesawat Murah: Trik Jitu Menggunakan Google Flights
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia
-
Liburan Mewah Kini Milik Semua: Cruise Rp1 ke Mediterania? Ini Caranya!
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif
-
Profil Jeon Hye Bin: Artis Korea Kemalingan di Bali, Rugi Ratusan Juta