Suara.com - Penyebaran berita hoaks perlu menjadi perhatian penting, mengingat risiko perpecahan yang ditimbulkan olehnya. Oleh karena itu, pakar mengingatkan masyarakat untuk mencari tahu sumber berita yang didapat sebelum menyebarkannya.
Dijelaskan oleh pakar literasi digital Tri Hadiyanto Sasongko, cara mengetahui suatu berita atau informasi itu benar atau tidak dengan mencermati alamat situs terlebih dahulu apakah resmi dan meyakinkan. Waspada kalimat provokatif dan cek juga gambar, berita dan siapa sumber yang pertama kali menyebarkan berita tersebut.
Dalam materi keamanan digital, disampaikan bahwa ASN perlu mengerti tentang pengamanan hardware dan software, pengamanan perangkat dan tips berinternet yang aman.
“Minimalkan penggunaan Wi-Fi publik atau umum, gunakan email resmi seperti instansi.go.id untuk aktivitas kantor, biasakan log out setelah selesai menggunakan email, website, atau media sosial dan platform digital lainnya. Lindungi juga data pribadi, berikan data hanya kepada pihak yang betul-betul membutuhkan dan berkepentingan,” jelas Tri dalam kegiatan literasi digital sektor pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Sumatera Barat, baru-baru ini.
Di kesempatan yang sama, Gatot Sandy, Praktisi Digital Content Creator dan Pengembangan Digital Learning System, mengatakan wawasan kebangsaan dalam berinteraksi di ruang digital, dapat menyesuaikan diri, berpikir rasional dan mengutamakan netiket adalah tujuan dari penyampaian materi budaya digital dan etika digital.
“Teknologi ataupun yang kita miliki saat ini dapat menjadi pisau bermata dua. Bisa mendatangkan manfaat jika digunakan dengan baik atau sebaliknya dapat mendatangkan keburukan jika digunakan untuk hal negatif. Yang harus menjadi perhatian kita bersama, dari 80 persen lebih dari pemilik gawai, Indonesia berada di peringkat 74 dari 120 negara dari kategori readiness dalam inklusi bidang digital, yang berarti kesiapan masyarakat untuk menghadapi transformasi digital perlu ditingkatkan," tambah Gatot.
Direktur Pemberdayaan Informatika, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Literasi Digital ini tidak hanya untuk memenuhi kewajiban ASN dalam kegiatan pengembangan kompetensi, tetapi juga untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang digital untuk menunjang pelayanan publik. Beliau juga menekankan untuk berhati-hati terhadap konten negatif dan membahas 4 pilar penting dalam Literasi Digital.
"Tugas kita sebagai ASN ini adalah membuat konten-konten kreatif yang mendidik dan diharapkan dapat membantu produktivitas masyarakat. Yang harus membanjiri ruang digital itu adalah konten-konten positif yang membangun. Ada 4 pilar yang nanti disinggung, 2 pilar technical seperti kecakapan digital dan keamanan digital. Kecakapan digital atau digital skills akan membahas mengenai perangkat hardware, software beserta perangkat - perangkatnya," tuturnya.
Bonifasius menambahkan bahwa dua pilar berikutnya adalah budaya digital dan etika digital. Budaya digital perlu dipahami dengan nilai pancasila yang harus tetap jadi bagian dari kita di ruang digital.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Digital, Kemendikbudristek dan Twitter Kembangkan Program Literasi Media Sosial
"Serta netiket dalam berinternet yang termasuk dalam etika digital ini diperlukan agar kita paham tata kelola di dunia digital sehingga tidak salah dalam berperilaku di dalam media sosial atau platform lainnya," jelas Bonifasius.
Berita Terkait
-
15 Detik yang Membahayakan: Kecanduan Video Pendek Merusak Otak?
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Terseret Drama Hoaks Ratna Sarumpaet, Tangis Nanik Deyang soal Kasus MBG Dicurigai Publik: Akting?
-
Viral Video SPBU Larang Kendaraan Mati Pajak Isi BBM, Pertamina: Hoaks!
-
Bye-bye Pengangguran! Kuasai 6 Skill Ini, Kariermu Langsung Melejit di 2025
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Terpesona Talenta Generasi Muda, Addie MS Gaet Cicit WR Supratman Dalam Konser Simfoni
-
Tren Baru Asuransi: Program Loyalitas Jadi Daya Tarik, Tawarkan Medical Check-up Gratis
-
Rahasia Cari Tiket Pesawat Murah: Trik Jitu Menggunakan Google Flights
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia
-
Liburan Mewah Kini Milik Semua: Cruise Rp1 ke Mediterania? Ini Caranya!
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif