Suara.com - Sebagai negara yang kaya, Indonesia memiliki potensi besar dengan keberagaman pangan fungsional lokal. Melihat hal adanya potensi tersebut, PT Indofood membuat program penelitian Indofood Riset Nugraha (IRN) yang telah dibentuk sejak 2006 lalu, yang bertujuan mengajak para mahasiswa yang sedang membuat penelitian untuk skripsi jenjang S1.
Pada IRN tahun ini, mengusung tema “Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal". Nantinya para mahasiswa akan ditantang untuk membuat penelitian terkait pangan di Indonesia.
Mahasiswa yang ikut dalam program ini juga akan diberikan bantuan dana untuk melakukan penelitiannya. Ketua Tim Pakar IRN, Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, MSC mengatakan, program IRN diharapkan dapat membantu mahasiswa mengeksplorasi penelitian terkait pangan dengan kearifan lokal di Indonesia.
“IRN ini mendorong mahasiswa S1 di seluruh Indonesia untuk mengeksplorasi terhadap pangan dengan kearifan lokalnya masing-masing,” ucap Prof. Purwiyatno dalam Sosialisasi Program IRN, Rabu (31/8/2022).
Selain itu, terdapat beberapa tujuan lain dilakukan program IRN pada 2022 ini, di antaranya sebagai berikut.
- IRN ditujukan untuk mengebangkan minat dan bakat mahasiswa sebagai peneliti unggul di bidang pangan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
- IRN diharapkan dapat meningkatkan kapasitas mahasiswa sebagai calon peneliti unggul, khususnya di berbagai bidang seperti ketahanan, kedaulatan pangan, kementerian dengan fokus pada sumber daya lokal masing-masing.
- IRN juga dapat membantu membangun jejaring antar mahasiswa dan akademisi di seluruh Indonesia.
- Mendukung adanya penelitian unggul di bidang pangan serta bantuan dana bagi mahasiswa. Hal ini juga akan membantu bagi mahasiswa untuk mendapat bantuan dana terkait penelitian yang dilakukan.
Untuk mahasiswa yang ingin berpartisipasi dalam IRN ini, diwajibkan untuk mengirimkan proposal hingga akhir September mendatang. Peserta yang boleh ikut juga hanya pada mahasiswa S1 yang akan melakukan penelitian terkait bahan pangan.
Tidak hanya itu, pangan yang diterima untuk dilakukan penelitian, hanya bahan-bahan yang jarang ditemukan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan untuk mengaitkan penelitian dengan kearifan lokal sesuai konsep tema yang diminta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Merawat Kehidupan Nelayan, Dari Keselamatan di Laut hingga Kesejahteraan Keluarga
-
Promo Akhir Tahun ZAP Clinic, Perawatan Wajah dan Tubuh Jadi Lebih Hemat
-
5 Rekomendasi Hybrid Sunscreen Lokal untuk Perlindungan Sempurna, Anti Lengket
-
5 Rekomendasi Sandal Lokal Mirip Birkenstock Versi Lebih Murah
-
Visit Suara.com, Accor Group Tegaskan Komitmennya untuk Perkuat Kolaborasi dengan Media
-
6 Rekomendasi Moisturizer Cream yang Bagus untuk Kunci Kelembapan Kulit
-
7 Cushion Anti Dempul yang Tahan Lama Buat Party Tahun Baru 2026
-
5 Rekomendasi Merek Vitamin B12 di Apotek, Bikin Tubuh Segar dan Berenergi
-
Apa Bedanya Moisturizer Cream dan Moisturizer Gel? Simak Penjelasannya
-
5 Alasan Mengapa Vitamin E adalah Teman Terbaik Kulit Anda