- Persepsi kehidupan nelayan kompleks mencakup keselamatan berlayar, ekonomi keluarga, dan keberlanjutan masyarakat pesisir.
- Kesadaran akan kompleksitas tersebut mendorong semakin banyak pihak untuk melihat kehidupan nelayan secara lebih utuh.
- Bukan hanya sebagai pekerja sektor maritim, melainkan sebagai komunitas yang membutuhkan dukungan berkelanjutan agar bisa hidup lebih aman, mandiri, dan sejahtera.
Suara.com - Kehidupan nelayan kerap dipersepsikan hanya tentang laut dan hasil tangkapan. Padahal, di balik aktivitas melaut yang nyaris tak pernah berhenti, tersimpan isu yang jauh lebih kompleks: keselamatan berlayar, ketahanan ekonomi keluarga, hingga keberlanjutan hidup masyarakat pesisir yang sering luput dari perhatian.
Bagi banyak keluarga nelayan, laut adalah sumber penghidupan sekaligus ruang penuh risiko. Cuaca yang kian tak menentu, keterbatasan alat keselamatan, hingga minimnya akses edukasi membuat aktivitas melaut bukan sekadar pekerjaan, melainkan perjuangan sehari-hari. Ketika keselamatan di laut terancam, dampaknya tak hanya dirasakan oleh para nelayan, tetapi juga oleh keluarga yang menunggu di darat.
Di sinilah isu kesejahteraan nelayan menjadi soal yang lebih luas dari sekadar penghasilan. Keselamatan, kesehatan, dan peran keluarga—terutama perempuan—menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem kehidupan pesisir. Tanpa perlindungan dan pemberdayaan yang memadai, siklus kerentanan ini terus berulang dari generasi ke generasi.
Kesadaran akan kompleksitas tersebut mendorong semakin banyak pihak untuk melihat kehidupan nelayan secara lebih utuh. Bukan hanya sebagai pekerja sektor maritim, melainkan sebagai komunitas yang membutuhkan dukungan berkelanjutan agar bisa hidup lebih aman, mandiri, dan sejahtera.
Pendekatan inilah yang kemudian tercermin dalam berbagai inisiatif kolaboratif yang menggabungkan aspek keselamatan berlayar dengan pemberdayaan ekonomi keluarga nelayan. Upaya semacam ini menempatkan masyarakat pesisir sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar penerima bantuan.
Salah satu langkah konkret ke arah tersebut diwujudkan melalui kerja sama antara PT Worcas Nusantara Abadi (Worcas Group) dan Gerakan Ingat Selamat Layar Indonesia (GISLI). Kolaborasi ini menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui program keselamatan pelayaran, edukasi, serta penguatan peran keluarga nelayan dalam menopang ekonomi rumah tangga.
Direktur Worcas Group, Roysevelt, menilai bahwa keberhasilan usaha seharusnya berjalan seiring dengan kontribusi sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat. Menurutnya, kehidupan nelayan membutuhkan pendekatan jangka panjang yang tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses dan keselamatan.
“Keberhasilan bisnis harus berjalan seiring dengan kontribusi sosial. Kami ingin berperan aktif membantu masyarakat nelayan agar lebih berdaya, sejahtera, dan memiliki kesadaran tinggi terhadap keselamatan, sejalan dengan program pemerintah di sektor maritim,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, GISLI melihat keterlibatan sektor swasta sebagai elemen penting dalam memperkuat upaya perlindungan nelayan. Ketua Umum GISLI, Irjen Pol (Purn.) Drs. Mudji Waluyo, S.H., M.M., menekankan bahwa keselamatan di laut bukan hanya tanggung jawab individu nelayan, tetapi juga ekosistem yang mengelilinginya.
Baca Juga: Belajar dari Laut dan Masyarakat Pesisir: Bertahan, Beradaptasi, dan Menjaga Batas
“Kepedulian terhadap keselamatan dan kesejahteraan nelayan harus menjadi agenda bersama. Sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan agar masyarakat pesisir bisa terlindungi dan diberdayakan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Kolaborasi ini juga menaruh perhatian pada peran keluarga nelayan, khususnya perempuan, yang selama ini menjadi penopang ekonomi sekaligus penjaga stabilitas rumah tangga. Dengan memperkuat kapasitas keluarga, kesejahteraan nelayan diharapkan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada hasil laut yang fluktuatif.
Lebih dari sekadar program sosial, inisiatif semacam ini mencerminkan perubahan cara pandang terhadap masyarakat pesisir. Bahwa kehidupan nelayan bukan hanya soal bertahan hidup hari ini, tetapi tentang menciptakan masa depan yang lebih aman, layak, dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, merawat kehidupan nelayan berarti merawat seluruh ekosistem kemanusiaan di sekitarnya—dari keselamatan di laut, ketahanan keluarga, hingga harapan akan hidup yang lebih sejahtera. Sebab laut bukan hanya ruang mencari nafkah, melainkan ruang hidup yang layak dijaga bersama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Promo Akhir Tahun ZAP Clinic, Perawatan Wajah dan Tubuh Jadi Lebih Hemat
-
5 Rekomendasi Hybrid Sunscreen Lokal untuk Perlindungan Sempurna, Anti Lengket
-
5 Rekomendasi Sandal Lokal Mirip Birkenstock Versi Lebih Murah
-
Visit Suara.com, Accor Group Tegaskan Komitmennya untuk Perkuat Kolaborasi dengan Media
-
6 Rekomendasi Moisturizer Cream yang Bagus untuk Kunci Kelembapan Kulit
-
7 Cushion Anti Dempul yang Tahan Lama Buat Party Tahun Baru 2026
-
5 Rekomendasi Merek Vitamin B12 di Apotek, Bikin Tubuh Segar dan Berenergi
-
Apa Bedanya Moisturizer Cream dan Moisturizer Gel? Simak Penjelasannya
-
5 Alasan Mengapa Vitamin E adalah Teman Terbaik Kulit Anda
-
3 Zodiak Diramal Temukan Cinta Sejati Hari Ini 30 Desember 2025