Suara.com - Keju dikenal sebagai produk olahan susu sapi. Proses pembuatannya biasanya dengan menggumpalkan susu dan ditambahkan asam atau dengan menggunakan enzim yang dibantu oleh bakteri baik.
Tapi bagaimana bila keju justru dibuat dari bahan-bahan nabati atau tumbuhan?
Inovasi tersebut yang dilakukan Green Rebel Foods sebagai perusahaan teknologi pangan dalam menghasilkan produk rekayasa pangan hewani.
Co-founder of Green Rebel Foods Max Mandias mengaku butuh waktu berbulan-bulan untuk membuat formulasi keju nabati dengan rasa dan tekstur semirip mungkin dengan keju dari olahan susu.
"Tim RnD kita mulai dari tahun lalu, bulan Agustus. Jadi sudah satu tahun. Sampai bisa seperti ini butuh waktu minimal banget 6 bulan. Dalam waktu 6 sampai 12 itu pun masih ada improvment. Cuma 90 persen formulasi kita sudah tahu," kata Max saat acara temu media di Burgreens Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Keju nabati itu dibuat dengan bahan 100 persen nabati. Berupa, minyak kedelai, kentang, kacang mede, dan pati umbi. Max mengklaim bahwa produk keju nabati tersebut bisa memiliki tingkat leleh atau melt yang mirip seperti keju olahan susu.
"Baunya juga keju banget," imbuhnya.
Lantaran tidak ada produk hewani sama sekali, keju tersebut juga dikatakan aman bagi orang yang memiliki intoleransi laktosa.
Sebagai perusahaan teknologi pangan, tidak hanya keju nabati yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Melainkan juga ada produk daging yang dibuat dari bahan nabati.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Daftar Makanan yang Perlu Dihindari Ibu Hamil
Max mengaku, membuat rekayasa pangan hewani berupa daging lebih sulit daripada produk lain. Terutama dalam membuat tekstur serat daging harus benar-benar bisa semirip mungkin dengan aslinya.
"Kita lagi difase ekspansi. Bukan hanya di Jakarta, tapi kita juga masuk ke Singapura, Malaysia, dan Filipina. Kita sadari banget kaya di Indonesia sudah oke dibuat rendang atau sate maranggi, tapi ternyata saat dibawa ke Singapur mereka biasanya medium rare. Jadi mungkin kita harus kulik lagi," tuturnya.
Ia menyadari bahwa selera untuk tingkat kematangan daging bagi setiap orang bisa jadi berbeda. Meski telah jalani riset selama dua tahun untuk membuat daging nabati tersebut, Max mrngatakan kalau timnya masih terus berupaya dapatkan formulasi yang tepat agar bisa menyerupai daging asli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Wardah untuk Flek Hitam, Harga Ekonomis Bikin Percaya Diri
-
5 Moisturizer Pria di Indomaret Bikin Wajah Lembap dan Cerah, Mulai Rp30 Ribuan
-
Gaji PMO dan Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih Apakah Sama? Simak Rinciannya
-
Di Balik Pesona Komodo: Sentuhan Harapan untuk Pendidikan Anak dari Sebuah Alat Tulis
-
Rahasia Kulit Glowing Alami Terungkap: Pegagan, Bintang Baru Skincare Lokal yang Wajib Dicoba!
-
Profil Kartika Sari Dewi Soekarno, Setengah Abad Lebih Baru Kali Ini Ziarah ke Makam Bapaknya
-
Modal Saja Tak Cukup! Rahasia UMKM Bertahan dan Berkembang di Era Sulit Terungkap
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Punya Jenjang Karier dan Boleh Kerja Sampingan? Ini Aturannya
-
Terpopuler: Jejak Ratu Tisha Dicopot dari Komite PSSI, Prompt Gemini AI untuk Foto Prewedding
-
Menilik Jabatan Rizky Irmansyah, Ikut Turun Tangan Kasus Wali Kota Prabumulih