Suara.com - Presiden Jokowi ungkap tips memilih presiden Indonesia saat pemilu 2024, yang ditandai dengan rambut putih dan punya banyak kerutan sebagai tanda ia memikirkan rakyatnya. Padahal rambut putih karena uban tidak hanya muncul karena banyak pikiran loh.
Celetukan ini dilontarkan Jokowi dalam acara silaturahmi relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Jokowi mengingatkan relawannya untuk memilih presiden yang memikirkan rakyatnya.
"Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan, dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada," tutur Jokowi dalam orasi tersebut.
Sementara itu mengutip situs National Institutes of Health atau NIH Amerika Serikat, membenarkan stres alias punya banyak pikiran berdampak negatif bagi tubuh, termasuk menyebabkan rambut putih atau rambut beruban.
Hal ini terbukti melalui penelitian yang dilakukan pada tikus di Universitas Harvard oleh Dr. Ya Chieh Hsu yang diterbitkan di Nature pada Januari 2020, menemukan stres dengan cepat menghilangkan sel induk melanosit.
Sel melanosit adalah sel penghasil pigmen melanosit, sekaligus penentu warna rambut seseorang. Sel ini hidup dalam folikel rambut atau di dasar helai rambut, sehingga rambut yang tumbuh akan dipengaruhi sel ini dan menghasilkan warna.
"Ketika kami mulai mempelajari ini, saya mengira bahwa stres berdampak buruk bagi tubuh, tetapi dampak merugikan dari stres yang kami temukan melebihi bayangan," ungkap Hsu.
"Hanya dalam beberapa hari semua sel induk melanosit hilang. Setelah hilang, Anda tidak bisa membuat ulang pigmen lagi alias kerusakan permanen," sambungnya.
Adapun metode penelitian yang dilakukan dengan cara peneliti membandingkan tikus tidak terpapar stres, dengan tikus yang diberikan suntikan hormon stres, yaitu noradrenalin atau norepinefrin.
Tapi yang perlu diingat, ada juga rambut putih yang disebabkan akibat genetika atau karena keturunan, apalagi jika uban terjadi pada usia muda. Ini karena kemungkinan orang tua atau kakek neneknya juga alami rambut beruban di usia muda.
Selanjutnya mengutip Healthline, rambut putih atau beruban lebih cepat juga bisa menyebabkan penyakit autoimun, seperti alopecia (kebotakan) dan vitiligo. Ini karena autoimun bisa menyerang rambut dan menyebabkan hilangnya pigmentasi dan warna rambut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Berapa Kekayaan Eks Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis? Anaknya Ditangkap Akibat Curi Sepatu di Masjid
-
Ironis, Anak Eks Wali Kota Cirebon Ditangkap Gegara Curi Sepatu di Masjid Usai Ayah Terjerat Korupsi
-
5 Rekomendasi Parfum untuk Pengantin Wanita yang Tahan Lama Mulai Rp50 Ribuan
-
Kilas Balik Perjalanan Cinta Syifa Hadju, Kini Berlabuh pada El Rumi
-
5 Rekomendasi Moisturizer Penghilang Chicken Skin, Kulit Halus Impian Jadi Kenyataan!
-
Dari Mana Nama 'Tolpit'? Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
-
5 Skincare untuk Hilangkan Flek Hitam Usia 50 Tahun ke Atas, Harga Mulai Rp60 Ribuan
-
Panduan Lengkap Cara Mendaftar Global Sumud Flotilla untuk Berlayar ke Gaza
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang