Suara.com - Kanker serviks masih menjadi masalah bagi para perempuan. Pasalnya, penyakit ini, jika tidak mendapatkan penanganan secepat mungkin bisa saja mengancam nyawa seseorang.
Kanker serviks juga menjadi salah satu yang paling banyak kasusnya, bersamaan dengan kanker payudara. Berdasarkan data HOGI, sebanyak 77,9 persen pasien datang dengan kondisi stadium lanjut.
Bahkan, sekitar 1-2 orang pasien meninggal dunia akibat kanker serviks. Padahal, kanker serviks sendiri merupakan jenis kanker yang dapat dicegah serta diobati hingga sembuh total.
Melihat kasus kanker serviks tersebut, Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG (K) mengatakan, kanker serviks yang tinggi ini karena angka pemeriksaan atau screening di masyarakat masih rendah.
Menurut dr. Tofan, padahal, screening menjadi faktor penting untuk mencegah kanker serviks di Indonesia.
“Kenapa di Indonesia masih sangat tinggi? Ini karena rendahnya screening. Selain memang bisa disebabkan virus HPV lalu sexual behavior multipartner itu, screening juga penting, tapi perempuan saat ini banyak yang enggak screening,” ungkap dr. Tofan dalam acara Roche Journalist Masterclass, Selasa (21/2/2023).
Kesadaran masyarakat yang masih rendah ini yang dinilai menjadi penghalang untuk mengurangi angka kanker serviks di Indonesia. Oleh sebab itu, menurut dr. Tofan screening kanker serviks seharusnya dijadikan gerakan nasional sehingga bisa bantu turunkan angka kasusnya. Apalagi, kanker serviks sebenarnya bisa diobati hingga sembuh 100 persen.
“Kesadarannya masih menjadi penghalang. Sehingga sangat rasional ini seharusnya jadi gerakan nasional gitu, biar bisa lakukan screening. Karena ini penyakit yang bisa diobati 100 persen,” jelas dr. Tofan.
Selain screening, ada beberapa faktor lain juga yang menjadi kendala penurunan angka kanker serviks di Indonesia, di antaranya:
Baca Juga: 13 Juta Kematian Akibat Penyakit Kanker
- Masalah geografis karena sulitnya menjangkau seluruh provinsi.
- Populasi Indonesia yang terlalu banyak juga membuat kasus semakin banyak. Apalagi populasi mudanya juga banyak sehingga potensi kasus kanker serviks cukup besar.
- Masalah spesifik yang sebabkan kanker serviks angkanya banyak sebab generasi muda yang sering melakukan hubungan seksual dengan berbagai lawan main, dan lain-lain.
- Terbatasnya sumber daya, baik dokter, fasilitas kesehatan, dan lain-lain. Hal tersebut juga membuat biaya kesehatan lebih besar sehingga masyarakat sulit untuk lakukan pengobatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
5 Tanaman Pengusir Cicak di Rumah, Aman dan Mudah Ditanam!
-
Gak Perlu Ngopi, Cukup Semprot! 5 Parfum Aroma Kopi Ini Bikin Fokus Seharian
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Water Based untuk Kulit Kering, Langsung Meresap Tanpa Lengket
-
5 Rekomendasi Sunscreen Buat Olahraga: Tekstur Ringan dan Bebas Whitecast
-
Duduk Perkara Banyak Band Cabut dari PestaPora karena Freeport: Tuai Kecewa Hingga Putus Kerjasama
-
Disponsori Freeport, Berapa Harga Tiket Pestapora?
-
Profil Kiki Ucup Promotor Pestapora: 'Dicampakkan' Band Gegara Sponsor PT Freeport
-
Sosok Eko Purnomo: Dikira Penjarah Rumah Sahroni, Ternyata Seniman Mendunia
-
Apa Saja Golden Rules JKT48? Tidak Hanya Dilarang Berpacaran
-
Mengenal Sindrom Patah Hati, Begini Cara Pemulihannya