Suara.com - Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono menjadi salah satu sosok sentral saat Indonesia melewati beberap kali gelombang peningkatan kasus Covid-19. Di bawah koordinasinya ia mengorkestrasi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Siapa sangka bahwa mulanya Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet ini tidak siap ketika ditunjuk untuk menjalankan tugas tersebut. Namun demikian, seiring berjalannya waktu, kolaborasi untuk mengatasi masalah ini terus dilakukan dengan skala besar, baik dilakukan pemerintah maupun masyarakat.
Kolaborasi ini dinilainya menjadi kekuatan berharga dalam membantu mereka yang terdampak Covid-19. Wisma Atlet dipilih menjadi lokasi pasien Covid-19 lantaran dapat menampung pasien sebanyak 3.000 orang. Pasien Covid-19 di Wisma Atlet mencapai 589 orang ketika pertama dibuka.
Rumah sakit ini sempat mengalami lonjakan pasien hingga 7.167 orang saat varian delta menyerang, 30 Juni 2021 lalu. Kala itu, ia mesti memastikan agar Wisma Atlet tidak kolaps usai ledakan pasien.
“Semua relawan yang disitu memberikan layanan terbaik untuk pasien. Kolaborasi juga sangat luar biasa, Mulai dari pemerintah sampai masyarakat dan peran swasta,” ujar Tugas.
Atas kiprahnya itu, Tugas Ratmono menjadi salah satu dari 25 tokoh yang mendapat Pejuang Anti Covid-19 dari Katadata . Penghargaan diberikan dalam beberapa kategori, antara lain Special Award, Leadership Award, The Game Changer, The Pioneer, The Mover, dan The Booster.Antara lain Special Award, Leadership Award, The Game Changer, The Pioneer, The Mover, dan The Booster.
Faizal R Djoemadi, pelopor PeduliLindungi juga mengatakan tantangan terbesar dalam membangun aplikasi tersebut adalah waktu. Ia menuturkan, dirinya hanya diberi waktu singkat oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara.
“Saya bilang aplikasi seperti ini biasanya baru akan jadi tiga bulan. Tapi sama Pak Budi dibilang tidak bisa harus tiga minggu. Jujur hampir nyerah saya. Karena kita kan membangun itu belum ada algoritmanya. Tapi dengan berbagai perjuangan, sebulan jadi di android,” ujarnya saat hadir pada acara puncak Anugerah Katadata 25.
Menurut dia, kini PeduliLindungi kini resmi berubah menjadi Satu Sehat Mobile per Maret 2023. Fungsinya menjadi lebih luas, yakni mencakup data kesehatan yang terintegrasi. Jumlah pengguna aplikasi tersebut kini mencapai 210 juta orang.
Baca Juga: Pulihkan Pembelajaran, Mendikbud Nadiem Makarim Luncurkan Program Merdeka Belajar Episode 15
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Tasya Kamila Ungkap Alasan Bahasa Inggris Jadi Bekal Penting Anak Sejak Dini
-
7 Rekomendasi Sunscreen untuk Cegah Hiperpigmentasi Usia 35 Tahun ke Atas
-
Sepatu Carbon Plate dan Nylon Plate Apa Bedanya? Ini 8 Rekomendasi Terbaik untuk Lari
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Miles of Smiles: Ketika Lari Bersama Keluarga Menjadi Ruang Inklusif untuk Anak Down Syndrome
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket