Suara.com - Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lakukan kajian mendalam seputar beredarnya Covid-19 varian Archturus yang lebih rentan menyerang anak-anak. Terlebih jelang arus mudik dan pertama kali lebaran tanpa PPKM.
Archturus adalah virus SARS CoV 2 subvarian omicron XBB 1.16 yang kini tengah menyebar cepat di 22 negera dan memicu lonjakan kasus Covid-19 di India. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tengah memantau ketat penyebaran varian tersebut di dunia.
Menurut Bambang Soesatyo, meski belum masuk ke Indonesia kajian mendalam sudah harus dilakukan, termasuk negara mana saja yang terkonfirmasi ditemukan varian Archturus, untuk melakukan monitoring.
"Melalui Kementerian Kesehatan bersama para pakar agar segera melakukan kajian mendalam terhadap varian Arcturus atau subvarian Omicron XBB 1.16. guna mengetahui lebih jelas karakteristik penularan, risiko hingga pencegahan yang harus dilakukan," ujar lelaki yang akrab disapa Bamsoet itu melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (11/4/2023).
Meski kondisi Indonesia sudah memiliki kekebalan terhadap Covid-19 melalui penelitian sero survei, namun Bamsoet meminta pemerintah dan masyarakat tidak abai dan menganggap remeh varian Arcturus.
Apalagi masyarakat tengah dihadapkan pada musim mudik, dan pemerintah sudah menghapus PPKM pada 31 Desember 2022 silam sehingga tidak ada lagi pembatasan mobilitas saat bepergian ke daerah lain saat Hari Raya Idul Fitri mendatang.
Bamsoet juga meminta pemerintah mengerahkan upaya untuk mencegah masuknya varian tersebut ke Tanah Air, dengan cara memperkenalkan berbagai akses pintu masuk negara.
"Meminta pemerintah agar meningkatkan kewaspadaan, pangawasan serta pengetatan di pintu masuk negara, dan menjadikan kemunculan subvarian baru ini sebagai sinyal peringatan baru bagi dunia bahwa keberadaan Covid-19 masih terus berkembang dan bermutasi yang melahirkan subvarian baru," pungkas Bambsoet.
Sementara itu banyak isu yang beredar seputar varian Arcturus, selain lebih rentan menyerang anak-anak juga bisa menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh lebih rendah, seperti orang dengan komorbiditas sakit diabetes, hipertensi, HIV, dan penyakit jantung.
Baca Juga: Rentan Serang Anak-Anak, Ini 5 Fakta Mengenai Covid-19 Varian Arcturus yang Melonjak di India
Sebelumnya varian Arcturus disebut menyerang anak-anak terlontar dari pernyataan mantan Ketua Akademi Pediatri India dan seorang konsultan dokter anak di Rumah Sakit dan juga Pusat Penelitian Mangla Bijnor, Vipin M Vashishtha.
Ia menyebut, gejala teratas varian Arcturus masih didominasi demam tinggi, pilek, dan juga batuk yang banyak menyerang kalangan anaka-anak.
Sebelumnya, pakar juga memberikan peringatan agresifnya varian XBB. 1. 16. Varian Arcturus yang mempunyai pertumbuhan 140 persen lebih besar dibandingkan dengan XBB. 1. 5.
Pekan lalu pejabat WHO Maria Van Kerkhove menyebut bahwa subvarian tersebut sudah beredar selama beberapa bulan dan terlihat tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.
“Salah satu hal yang sangat kami khawatirkan adalah potensi bahwa virus berubah menjadi tidak hanya lebih menular, tetapi juga lebih parah, jadi kita harus tetap waspada,” kata Van Kerkhove dikutip Live Mint.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional