Suara.com - Baru-baru ini, viral seorang jamaah haji asal Sulawesi Selatan bernama Suarnati Daeng Kanang yang pamer perhiasan emas saat tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Muammar Bakry menyayangkan aksi memamerkan perhiasan emas tersebut.
"Ibadah haji itu menunjukkan posisi manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Pada posisi zero, nol. Semua harta dan kenikmatan itu milik Allah, dan itu yang tampilkan di Padang Arafah ketika Wukuf," tutur Muammar Bakry, Senin (11/7/2023), dilansir dari Antara.
Apakah perilaku Suarnati bisa dikatakan riya atau pamer kekayaan? Apa itu riya dalam Islam? Bagaimana cara menghindarinya?
Apa Itu Riya?
Dalam praktik keagamaan, konsep riya atau pamer adalah masalah serius yang perlu dipahami dan dihindari. Riya adalah tindakan beribadah dengan tujuan untuk mendapatkan pujian, pengakuan, atau penghargaan dari orang lain, bukan semata-mata karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Riya bisa merusak niat ikhlas dalam beribadah dan mengurangi nilai spiritualitas dari tindakan tersebut.
Riya terkait erat dengan konsep ikhlas, yaitu keikhlasan dalam beribadah semata-mata untuk Allah SWT tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain.
Ketika seseorang melakukan ibadah dengan niat riya, ia mengorbankan keikhlasan dan mengubah ibadah dari sesuatu yang dijalankan untuk mendekatkan diri kepada Allah menjadi tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan sosial.
Dalam Al-Quran Surah Al-Ma'un (107:4-6), Allah SWT secara tegas mengingatkan tentang bahaya riya dan pentingnya ikhlas dalam ibadah.
Baca Juga: Hendak Pulang ke Tanah Air, Ayub Yakin Zaman Meninggal Dunia di Pesawat Usai Ibadah Haji
"Dan tidaklah berpahala amal mereka yang dikerjakan dengan riya-riya (dengan maksud agar dilihat orang)."
Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak menerima atau memberi pahala kepada orang yang melakukan ibadah dengan niat riya. Ibadah yang benar dan diterima oleh-Nya adalah ibadah yang dilakukan dengan niat ikhlas, semata-mata untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
Untuk menghindari riya, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan dan memperbaiki niat mereka dalam beribadah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari riya:
Memahami tujuan ibadah
Pahami dengan jelas tujuan sebenarnya dari ibadah yang dilakukan. Ingatlah bahwa tujuan utama adalah mendekatkan diri kepada Allah dan beribadah karena cinta dan ketaatan kepada-Nya.
Memeriksa niat
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal