Suara.com - Indonesia akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 pada 17 Agustus 2023 mendatang. Pemerintah juga telah menetapkan tema 17 Agustus 2023, yakni 'Terus Melaju Untuk Indonesia Maju'.
Pada perayaan HUT Kemerdekaan RI, biasanya masyarakat akan mengadakan berbagai perlombaan untuk memeriahkan serta memperingati jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Biasanya, di setiap lingkungan akan mengadakan berbagai lomba untuk anak, mulai dari balap karung, makan kerupuk, lari bendera, memasukkan pensil ke dalam botol, dan lain-lain. Namun, sebab masih anak-anak, ketika mereka kalah dalam perlombaan, ini akan membuatnya kesal.
Bahkan, para beberapa anak malah ngamuk dan nangis karena tidak menerima kekalahan dalam perlombaan tersebut. Hal ini terjadi karena sebenarnya anak belum sepenuhnya paham atas perlombaan dan konsep sportivitas.
Padahal, jika anak memahami sportivitas, ini akan membuatnya mengerti kalau dalam perlombaan, menang dan kalah adalah hal wajar. Oleh sebab itu, penting sebagai orang tua untuk mengajarkan nilai sportivitas kepada anak.
Namun, bagaimana cara mengajarkan nilai sportivitas kepada anak? Melansir laman Stanford Children’s Health, berikut beberapa hal penting yang dapat diajarkan kepada anak mengenai rasa sportivitas.
- Katakan dengan jujur jika anak kalah dalam pertandingan.
- Penting untuk mengajarkan anak agar tidak sombong ketika menang.
- Ajarkan anak untuk belajar dari kekalahan yang dialaminya.
- Dorong anak untuk selalu melakukan yang terbaik tanpa memikirkan menang atau kalah.
- Katakan kepada anak, jika orang lain berbuat kesalahan, beri semangat bukan mengkritiknya.
- Jelaskan kepada anak untuk menghormati diri sendiri, tim, dan lawan.
Bukan hanya hal-hal di atas, dalam mengajarkan sportivitas kepada anak ini juga penting mereka lebih paham lagi. Oleh sebab itu, terdapat beberapa tips khusus untuk orang tua dalam mengajarkan sportivitas kepada anak.
1. Hindari perdebatan
Orang tua harus mengajarkan anak untuk menghindari perdebatan dalam pertandingan. Itu hanya akan memancing emosi dan perdebatan. Tegaskan kepada anak untuk tidak mengatakan hal buruk kepada lawan, rekan tim, hingga wasit.
Baca Juga: Sosok Ini Berhasil Memenangkan Lomba Makan Snack Terpedas di Indonesia
2. Setiap orang memiliki kesempatan bermain
Jelaskan kepada anak kalau setiap orang memiliki kesempatan untuk bermain. Dengan begitu, anak tidak akan marah jika posisinya harus digantikan orang lain.
3. Bermain adil
Melatih sportivitas anak bisa dilakukan dengan menghindari kecurangan. Usahakan agar anak bermain seadil mungkin dan lakukan yang terbaik.
4. Ikuti aturan
Tegaskan kepada anak untuk ikuti segala aturan yang telah ditetapkan oleh wasit atau juri. Hal ini akan membantu cegah kecurangan juga.
5. Hormati lawan lain
Ajarkan anak untuk selalu menghormati lawan main. Ajarkan mereka untuk menghormati usaha yang dilakukan tim lawan. Dengan begitu, anak akan terpacu giat berlatih sehingga ke depannya menjadi lebih baik.
6. Saling dukung rekan tim
Saat anak bertanding dalam tim, penting ajarkan mereka untuk mendukung satu sama lain. Tegaskan juga kalau dalam tim tidak menyalahkan rekannya sendiri.
7. Hormati keputusan wasit
Wasit menjadi penentu pertandingan. Apapun hasil yang dikatakannya, usahakan agar anak bisa menghargai keputusannya. Ini akan membantu anak menumbuhkan sikap sportivitas yang baik.
8. Jabat tangan
Ajarkan anak untuk menjabat tangan lawan main. Ini adalah bentuk hormat yang diberikan kepada lawan mainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Jakarta Go Global: Ibu Kota 'Curi' Perhatian Dunia Lewat Bandara Tersibuk di Dubai!
-
Siapa Charlie Kirk? Aktivis dan Sekutu Donald Trump Tewas Ditembak saat Debat "Prove Me Wrong"
-
Pernah Jadi Bintang Film, Ini Riwayat Pekerjaan Rahayu Sarawasti yang Mundur dari DPR RI
-
Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Ini Rekam Jejak Rahayu Saraswati: Aktif Perjuangkan Hak Perempuan
-
Bukan Nasib Apes! Ini Panggilan Leluhur Bagi Weton Wage, Ujian Berat Jadi Jalan Rezeki Agung
-
Rahayu Saraswati Komisi Berapa? Keponakan Prabowo Mundur dari DPR RI
-
Cium Wanginya, Auto Kangen Putih Abu-abu: 7 Parfum Jadul Legendaris Ini
-
Makna Nama Alif Dalam Bahasa Arab, Panggilan Ruben Onsu di Tanah Suci yang Bikin Haru
-
7 Rekomendasi Skincare Aman untuk Anak 10 Tahun, Bikin Kulit Sehat dan Terawat
-
Ameena Pindah ke Sekolah Elite? Biaya SPP-nya Bisa Tembus Belasan Juta Rupiah