Sementara itu, pada penis juga mungkin saja terdapat benjolan berwarna sama dengan kulit penis (bisa juga merah) yang disebut sebagai bintik Fordyce. Kondisi ini dialami sektiar 50 persen dari total pria dengan penis sehat. Sama seperti PPP, bintik Fordyce juga bukan merupakan suatu hal yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan medis untuk mengobatinya.
5. Warna Penis
Warna juga bisa menjadi indikator penis sehat. Umumnya, seorang pria memiliki warna penis yang sama dengan warna kulit tubuhnya secara keseluruhan, atau bisa jadi warna penis setingkat atau dua tingkat lebih gelap, lebih terang, atau lebih kemerahan daripada kulit tubuh.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, penis bisa mengalami memar sehingga menyebabkan warna penis berubah menjadi ungu atau biru gelap. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh cedera pada penis, dan harus segera dilakukan penanganan medis agar kondisi tidak bertambah parah dan bisa berujung pada disfungsi seksual.
6. Ereksi Penis
Penis yang dapat menegang atau ereksi adalah ciri-ciri penis sehat yang paling mudah dikenali. Hal ini menandakan bahwa aliran darah menuju penis berjalan lancar. Ereksi pada penis terjadi ketika seorang pria mendapat rangsangan seksual, baik dari pasangannya maupun rangsangan mandiri saat masturbasi atau melihat konten-konten bernuansa seksual.
7. Ejakulasi
Idealnya, pria akan berejakulasi dengan volume air mani yang disemprotkan kurang atau setara satu sendok teh. Air mani yang dikeluarkan pun umumnya memiliki tekstur kental dan berwarna putih susu atau sedikit kekuningan. Akan tetapi, konsistensi tekstur air mani ketika dikeluarkan bisa saja berbeda, dan hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti makanan, frekuensi ejakulasi, hingga rangsangan yang diterima.
7. Sensitivitas Penis
Baca Juga: Mimi Peri Putuskan Enggak Akan Nikah karena Tidak Bisa Ereksi, Bisa Sembuh?
Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan pada fungsi tubuh, tak terkecuali penis. Khusus penis, penurunan yang dimaksud ialah penurunan sensitivitas penis terhadap rangsangan yang diterima.
Kondisi penurunan sensitivitas penis ini diakibatkan menurunnya jumlah testosteron yang diproduksi, pun respetor androgen. Usia 25 tahun menjadi titik awal di mana penurunan sensitivitas penis mulai terjadi, dan mencapai puncaknya saat memasuki usia 65 tahun ke atas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Ke Kuala Lumpur Anti-Ribet: Terbang ke Bandara Subang, Liburan Jadi Lebih Sat Set!
-
Liburan Anti Bosan! 5 Playground Kekinian yang Wajib Dikunjungi Keluarga di Jakarta
-
Viral Siput Diduga Terekam di Makanan MBG, Ancam Kerusakan Otak Jika Termakan
-
Hunian Nyaman dengan Fasilitas Ibadah, Jadi Daya Tarik untuk Keluarga
-
Kumpulan Prompt Gemini AI Jadi Pemain Sepak Bola Klub Eropa: Barcelona sampai Real Madrid
-
Siap Dieksplor! Kota Lama Semarang dan Sekitarnya Disulap Jadi Destinasi Heritage Terpadu
-
Menuju Semarang Kota Sinema, Ada Pemutaran Film Pendek di Layar Tancap Pasar Malam
-
Cara Cek Pengumuman Hasil Tes Tahap 1 Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih
-
Rekam Jejak Hasan Nasbi yang Diangkat Jadi Komisaris Pertamina: Pekan Lalu Dicopot dari Kepala PCO
-
Link Download Shopee Lite untuk Berburu Promo dan Diskon Pakai Aplikasi Ringan