Sosok Rangga Saputro, Ini Kisah Barista Olivier yang Batal Dituntut Ayah Mirna karena Kasihan

Suara.com - Sosok barista Kafe Olivier, Grand Indonesia bernama Rangga Saputro hampir selangkah menyusul Jessica Kumala Wongso sebagai tervonis pelaku pembunuhan Mirna Salihin. 

Dahulu, ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin sempat hendak menuntut Rangga lantaran dituduh terlibat dalam kasus kopi sianida berkomplot dengan Jessica Wongso.

Namun, Rangga berhasil membuat ayah Mirna luluh dan mengurungkan niatnya untuk melayangkan tuntutan.

Lantas, apa peran Rangga Saputro dalam pusaran kasus pembunuhan Mirna? Apa yang Rangga lakukan hingga batal dituntut ayah Mirna?

Edi berencana tuntut Rangga Saputro

Rangga Saputro adalah barista Olivier Cafe yang bertugas meracik es kopi Vietnam pada hari saat Mirna tewas diracun sianida.

Adapun pada 6 Januari 2016, Mirna sedang menggelar reuni bersama kedua temannya, Jessica Wongso dan Hani.

Mirna kala itu memesan segelas es kopi Vietnam yang menjadi minuman terakhirnya. Tak lama setelah menenggak es kopi tersebut, Mirna mengeluh sakit dan merasa ada yang aneh dengan aroma minumannya.

Sontak, kondisi Mirna memburuk dan akhirnya meninggal dunia kala dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga: Istri Muda Ayah Mirna Salihin Juga Meninggal Mendadak, Netizen Makin Curiga: Jangan-jangan Diracun

Edi kala itu menilai bahwa Rangga turut terlibat dalam kematian Mirna. Pasalnya, Rangga merupakan pihak yang meracik es kopi Vietnam maut tersebut.

Edi batal tuntut Rangga

Edi dalam video wawancaranya yang viral mengaku pernah berencana menuntut Rangga lantaran ayah Mirna menilai putrinya tewas di tangan si barista.

Bahkan, Edi bercerita dirinya sempat mengancam Rangga bakal masuk bui menyusul Jessica Kumala Wongso.

"Rangga kamu besok bawa celana dalam banyak ya sama kaos mau masuk bui, kenapa? Anak saya mati sama kamu, saya tuntut kamu," ujar Edi dalam video wawancara yang diunggah kembali oleh akun TikTok @wawan.saputra96.

Edi sontak terenyuh akan jawaban Rangga. Rangga kala itu menuntut belas kasihan lantaran dirinya hanya seorang barista biasa dari Gunung Kidul yang kala itu masih berusia 22 tahun.