Suara.com - Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan kembali menjadi sorotan. Usai dihujat publik karena menutup TikTok Shop, kini ia muncul dengan kabar akan kembali membakar baju bekas impor pada akhir pekan ini.
Tentu saja aksinya bapak-bapak ini menuai pro kontra publik. Tapi sebelum membahas pro kontranya, simak dulu alasan pembakaran baju ini.
Pakaian bekas yang akan dibakar oleh Mendag ini merupakan baju impro ilegal yang berhasil masuk ke dalam negeri dan tertangkap Bea Cukai. Ia menyebut impor tekstil ilegal yang masuk telah mengambil 30% pangsa pasar industri tekstil.
"Ini akan kami tindak, karena kalau pakaian bekas impor dijual sekitar Rp 5.000 per unit di pasar domestik, mati dong pedagang tekstil lokal. Itu sampah negara lain yang ditaruh di sini," kata Zulhas di ITC Cempaka Mas.
Hingga kini Zulhas belum mengonfirmasi lokai pembakaran baju-baju impor ilegal itu. Hal mengejutkannya total nilai pakaian bekas yang akan dibakar oleh blio mencapai Rp40 miliar.
Bahaya Baju Thrift atau Bekas
Kabar ini pun sudah beredar di media sosial tentunya. Ada beberapa warganet yang pro kontra soal sikap blio yang memilih membakar ketimbang dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan katanya.
"Kenapa tidak disumbangkan kepada yang membutuhkan, saya misalnya," komentar seorang warganet.
"Fyi baju bekas itu selain proses masuknya yang ilegal, sortirannya juga tidak aman alias beresiko adanya jamur dan parasit lain dari baju itu. kan kita juga gatau sebelumnya yang pakai siapa dan bagaimana kondisi kesehatannya dia. intinya saat barang itu dibuang (jadi limbah) tandanya sudah tidak layak," sahut yanng lain.
Baca Juga: PNM Tegaskan Tidak Mengeluarkan Produk Pinjaman Online, Apalagi Produk Ilegal
Betul sekali, yang menjadi bahasan selain baju itu masuknya dengan cara ilegal. Baju bekas itu juga memiliki bahaya untuk kesehatan.
1. Bakteri di Baju Bekas
Bakteri pada baju bekas tentu menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Terutama pada bagian kesehatan kulit. Beberapa hasil penelitian pun menyebut adanya beberapa bakteri hingga virus.
"Beberapa hasil penelitian menyebut sampel pakaian bekas mengandung jamur kapang atau khamir, bakteri staphylococcus aureus, bakteri escherichia coli dan virus," terang Lihabi dilansir dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Bahayanya, bakteri-bakteri ini bisa menyebar dalam aktivitas sehari-hari. Karena tidak tau soal asal-asal sebelumnya siapa pemilik baju tersebut dan biasanya hal-hal ini sangat kurang disadari.
Selain itu juga ada virus, beberapa virus kerap ditemukan pada pakaian bekas. Salah satunya virus jenis HPV.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Makeup Anti Luntur Seharian, 5 Setting Spray Terbaik untuk Hadapi Cuaca Panas
-
5 Sepatu Lari Wanita Usia 40 ke Atas yang Bikin Modis, Bantalan Super Empuk
-
Adu Pendidikan Uya Kuya Vs Eko Patrio: Gaya Komunikasinya Tuai Kritikan
-
Padel dan Tren Social Sport: Olahraga Kini Jadi Gaya Hidup Komunitas Urban
-
5 Rekomendasi Obat Totol Jerawat di Alfamart Paling Ampuh dan Murah Meriah!
-
Apa Itu Beras Fortifikasi? Ini Bedanya dengan Beras Biasa
-
Ketika Pantai, Budaya, dan Kuliner Jadi Panggung Diplomasi Indonesia
-
Agar Generasi Muda Makin Melek Perawatan Rambut, Edukasi Jadi Faktor Utama
-
Parfum Gak Sekadar Wangi: Ini Cara Anak Muda Ekspresikan Diri Lewat Aroma
-
Bangkitkan Semangat Kerja dengan Aroma Kopi: 5 Parfum Menyegarkan untuk Kantor