Suara.com - Belakangan ini linimasa dihebohkan dengan foto radar cuaca BMKG yang menunjukkan langit DIY yang terlihat seolah bolong. Padahal di belahan daerah lainnya tampak awan hujan yang menyelimuti atas daerahnya kecuali Jogja.
Tentu saja foto itu langsung membuat publik heboh khususnya orang-orang yang tinggal di Jogja. Bukan warga Jogja namanya, jika tak mengaitkan foto tersebut dengan isu-isu klenik.
Tak hanya itu, sejumlah warganet pun merespon dengan setengah bercanda. Menganggap bahwa awan hujan yang bolong di langit Jogja merupakan hasil kerja dari pawang hujan.
Tentu tidak berhenti di situ saja isu-isu klenik yang beredar, selain disebut-sebut sebagai ulah pawang hujan. Ada juga yang mengatakan kalau kalau wilayah Yogyakarta dianggap sebagai wilayah keramat. Ada pula yang mengatakan bahwa hujan nggak mau 'kerja' di daerah dengan UMR rendah.
Meski hal itu hanya bercandaan semata, mengingat sudah berbulan-bulan suhu Kota Jogja sangatlah panas. Tak hanya di siang hari, pada malah hari pun sama. Maka tak heran, jika musim hujan adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat.
Kendati demikian, ternyata langit yang bolong ini biasa disebut dengan fenomena cone of silence.
Penjelasan BMKG Tentang Cone of Silence
Merujuk pada pernyataan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan fenomena itu terjadi akibat keterbatasan radar cuaca. Radar tidak dapat mengamati cuaca secara menyeluruh.
"Fenomena di atas merupakan keterbatasan radar cuaca yang mengakibatkan adanya cone of silence yang secara harfiah diartikan sebagai kerucut keheningan," ungkapnya.
Disebut demikian karena pada area ini sistem radar tidak dapat mengamati secara langsung area yang tepat berada di atasnya (secara vertikal) maupun di dekatnya (secara horizontal)," sambungnya.
Meski pola awan hujan di wilayah Yogyakarta tampak aneh. Kendati demikian, tampilan pada layar itu disebut Guwanto tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Fenomena itu pun diduga kuat karena Bright Band Echo (BBE).
"Fenomena itu diduga kuat adalah Bright Band Echo (BBE) yang lebih terkait kepada kondisi teknis generating citra radar yang juga merupakan sedikit dari pengamatan radar cuaca dan tidak menunjukkan kondisi real dari awan itu sendiri," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
5 Pilihan Sepatu Sepeda Non Cleat untuk Gowes, Harga Murah Mulai Rp60 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sampo yang Bikin Rambut Glowing dan Lembut
-
Biodata dan Agama Violentina Kaif, Istri Baru Andrew Andika
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anti Hujan Murah dan Terbaik untuk Lari
-
7 Rekomendasi Moisturizer Terbaik di Musim Hujan agar Kulit Tetap Lembap
-
Promo Superindo Hari Ini 29 Oktober 2025: Belanja Super Hemat dari Minyak Goreng hingga Buah
-
Cendol Pandan Meriahkan Syukuran & Silaturahmi Artis Sunda Bersama Irfan Hakim di DeHakims Aviary
-
Sosok Sarah Wanda Nainggolan yang Viral Gegara Karangan Bunga Pelakor Dokter Gatal,
-
5 Sunscreen Anti Aging Paling 'Sakti' untuk Cegah Penuaan Dini
-
Karier, Cinta, dan Cuan: 6 Shio yang Dipeluk Keberuntungan Hari Ini, 29 Oktober 2025