Suara.com - Kedua putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep kompak salim kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri saat bertemu di kantor KPU RI, Jakarta, pada Selasa (14/11) kemarin. Momen itu terjadi ketika acara pengundian nomor urut pasangan capres-cawapres.
Mulanya, Gibran Rakabuming yang lebih dulu menghampiri Megawati. Kemudian cawapres Prabowo Subianto itu mencium tangan Megawati. Kaesang Pangarep mengikut di belakang kakaknya. Dia tidak hanya salim, bahkan sampai berlutut seperti seseorang yang sedang lakukan gerakan sungkem.
Peristiwa itu pun langsung jadi pembicaraan di media sosial. Bahkan kata kunci "Kaesang" dan "Bu Mega" jadi trending topic di media sosial X dengan ribuan cuitan.
Namun, apa sebenarnya makna salim maupun sungkem yang dilakukan Gibran dan Kaesang?
Cium tangan atau salim memang telah menjadi budaya salam bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada umumnya, cium tangan dilakukan oleh umat muslim sebagai bentuk salam dan hormat kepada orang yang lebih tua atau dimuliakan.
Dikutip dari jurnal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, cium tangan termasuk etiket yang berasal dari akulturasi budaya Jawa dan Agama Islam. Cium tangan di dalam kebudayaan Jawa menjadi wujud pelaksanaan nilai kesopanan dan menyangkut tata krama untuk menghargai orang lain yang lebih tua khususnya.
Seruoa dengan salim, sungkem juga berasal dari budaya masyarakat Jawa. Dikutip dari situs Puro Mangkunegaran, tradisi sungkeman biasa dilakukan di lingkungan Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Pakualaman.
Biasanya, sungkeman dilakukan pada acara-acara penting seperti pernikahan dan lebaran. Sungkeman bertujuan untuk meminta maaf atas kesalahan ucapan atau tindakan yang dilakukan agar dosa dan kesalahan dapat terhapus serta mengharapkan doa kebaikan dari orang yang dituakan.
Sungkeman berasal dari kata sungkem yang artinya bersimpuh atau duduk jongkok sambil mencium tangan orang yang dituakan. Umumnya, sungkeman dilakukan oleh anak-anak kepada orang tua atau orang muda kepada orang yang lebih tua.
Baca Juga: Gibran-Kaesang Salim dan Sungkem ke Megawati, Alat Propaganda Jokowi?
Seiring waktu, tindakan sungkem itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa, tapi juga telah lazim secara umum. Terutama ketika momen lebaran di mana ada tradisi silaturahmi untuk saling memaafkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Stop Kemerahan! Ini Dia Solusi Eksfoliasi Nyaman untuk Kulit Sensitif
-
Wajib Coba! 5 Body Lotion Terbaik untuk Kulit Cerah Remaja, Harga Mulai Rp10 Ribuan
-
Hari Ibu Tanggal Berapa? Sontek 15 Ide Kado yang Bikin Bunda Nangis Terharu
-
10 Ide Tukar Kado Natal Rp10 Ribu, Lebih Berkesan dari Hadiah Mahal
-
6 Sunscreen dengan Anti-Aging untuk Ibu Rumah Tangga Usia 30 Tahun ke Atas
-
Deodoran Apa yang Gak Bikin Ketiak Hitam? Ini 5 Pilihan yang Layak Dicoba
-
Selain Cokelat, Ini 3 Makanan Sehari-hari yang Bisa Bikin Kita Bahagia
-
Kamu Kapan? Cek Hari Keberuntungan Masing-Masing Zodiak pada 15-21 Desember 2025
-
Rahasia Wajah Awet Muda Ala Eropa: WonderFace, Teknologi Stimulasi Otot yang Akan Booming di 2026
-
Penantian Berakhir! 5 Zodiak Ini Diramal Akan Bertemu Jodoh dan Menikah di Tahun 2026