Suara.com - Sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo lewat Petisi Bulaksumur. Petisi ini dibacakan oleh Guru Besar Psikologi UGM, Prof Koentjoro di Balairung UGM, Rabu (31/1/2024).
Sivitas akademika UGM ini terdiri dari guru besar, dosen dosen, hingga mahasiswa. Mereka ikut menandatangani Petisi Bulaksumur dengan meminta Presiden Jokowi agar kembali ke koridor demokrasi.
Prof Koentjoro sendiri bukanlah sosok asing dalam sivitas akademika UGM. Selain sebagai Guru Besar Psikologi UGM, Prof Koentjoro juga berperan sebagai peneliti dari berbagai bidang psikologi dan kemasyarakatan.
Profil Prof Koentjoro
Prof. Drs. Koentjoro Soeparno, M.BSc., Ph.D. merupakan salah satu dosen senior di Fakultas Psikologi UGM. Sejak masih berkuliah di jurusan Psikologi UGM, Koentjoro sendiri sudah mulai menunjukkan minatnya untuk meneliti lebih dalam soal isu-isu psikologi dalam bermasyarakat.
Pasca lulus dari Psikologi UGM, Koentjoro melanjutkan pendidikan magisternya di bidang Behaviour Science di La Trobe University, Melbourne, Australia.
Sosoknya juga berhasil mendapatkan program akselerasi doktor dalam studi Social Works and Social Policy di universitas yang sama, yaitu La Trobe University Melbourne pada tahun 1997.
Selama melanjutkan pendidikannya di Melbourne, Koentjoro juga menyambi bekerja di Konsulat Jenderal RI di Melbourne sebagai staf lokal. Jabatan itu diembannya hingga ia lulus program doktor.
Sekembalinya ke Indonesia, Koentjoro mulai mengabdikan dan mengimplementasikan ilmunya dalam penelitian relasi sosial dan psikologi pendidikan. Ia pernah bekerja sebagai psikolog yang menangani kasus di Panti Resos Yogyakarta dan PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) Yogyakarta.
Baca Juga: Jokowi Ungkap Bakal Bertemu Mahfud Kamis Sore
Sosoknya didaulat sebagai Konsultan Penanganan Anak Jalanan di Girlan Nusantara sejak tahun 1998 hingga 2013.
Selain itu, Koentjoro juga berprofesi sebagai dosen dan peneliti di UGM. Atas pengabdiannya di dunia psikologi dan akademisi, Koentjoro akhirnya diangkat sebagai Guru Besar Psikologi UGM pada 2005.
Selama menjadi guru besar di UGM, Prof Koentjoro pernah bekerja sama dengan universitas-universitas top di Malaysia. Sebut saja sebagai auditor, penguji eksternal, hingga professor tamu hingga tahun 2019.
Beliau juga pernah menjadi penguji eksternal di Claremont School of Theology, California, Amerika Serikat pada tahun 2016 hingga 2019. Selain itu, Prof Koentjoro pernah diangkat sebagai staf ali Bidang Pencegahan BNN pada tahun 2005 hingga 2009.
Karya tulis, penelitian, serta jurnal Prof Koentjoro yang diterbitkannya menjadi salah satu sumber ilmu dan pedoman para mahasiswa psikologi di Indonesia.
Tak hanya di bidang pengabdian serta akademik, Prof Koentjoro pun juga aktif dalam kegiatan organisasi. Pada 2018, ia terpilih sebagai Ketua Dewan Guru Besar UGM.
Prof Koentjoro juga terpilih untuk menjabat sebagai Ketua FDGBI (Forum Dewan Guru Besar Indonesia) pada 2019 hingga 2020.
Prof Koentjoro membaca Petisi Bulaksumur
Prof Koentjoro mendapatkan amanah sebagai pembaca Petisi Bulaksumur. Ia mengaku bahwa petisi ini bukanlah sebuah kebencian, melainkan sebuah bentuk kasih sayang untuk saling mengingatkan kepada sesama alumni UGM, Jokowi.
“Saya yang mendapatkan amanah untuk membacakan Petisi Bulaksumur. Saya sekali lagi mengucapkan Bismillah bahwa apa yang saya sampaikan ini bukanlah berdasarkan kebencian perorangan, tetapi lebih pada cinta kasih kami kepada saudara-saudara kami, kepada bangsa Indonesia dan Universitas Gadjah Mada," ungkap Prof Koentjoro.
"Kami sivitas akademika Universitas Gadjah Mada, setelah mencermati dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional selama beberapa waktu terakhir, sekaligus mengingat dan memperhatikan nilai-nilai Pancasila, serta jati diri Universitas Gadjah Mada, menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap tindakan sejumlah penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat yang menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial," ungkap Prof Koentjoro dalam mengawali pembacaan petisi tersebut.
"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM)," lanjut Prof Koentjoro.
Terakhir, Prof Koentjoro menutup pembacaan isi Petisi Bulaksumur dengan mengutip perkataan Ir. Soekarno.
"Gadjah Mada adalah sumbermu. Gadjah Mada adalah mata airmu. Gadjah Mada adalah sumber airmu. Tinggalkanlah kelak Gadjah Mada ini bukan untuk mati tergenang dalam rawanya ketiadaan amalan atau rawanya kemuktian diri sendiri, tetapi mengalirlah ke laut, tujulah ke laut, lautnya pengabdian kepada negara dan tanah air yang berirama, bergelombang, dan bergelora," tutup Prof Koentjoro.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Jokowi Ungkap Bakal Bertemu Mahfud Kamis Sore
-
Kala Masinton Pasaribu Berapi-api Menentang Jokowi 3 Periode, Ajak Jangan Jadi Pemuja
-
M Lutfi Analogikan Jokowi Sopir Medan, Luhut Keneknya Persoalan Hilirisasi: Berani!
-
Mensos Risma Tak Dampingi Jokowi Bagi Bansos, Kemensos: Semua Bantuan Disalurkan Melalui Rekening
-
Poin-poin Penting Petisi Bulaksumur, Teguran Keras UGM Untuk Presiden Jokowi
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bebas Drama Bocor dan Boros: Solusi Pintar untuk Sistem Air di Rumah Modern
-
Berapa Gaji AKP Hafiz Prasetia Akbar? Menantu Jenderal Andika Perkasa Jadi Kapolsek Geger
-
6 Cushion untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Full Coverage dan Mengandung Skincare
-
5 Prompt Foto Photobox Bareng Pasangan di Gemini AI agar Realistis, Lengkap Cara Buatnya
-
5 Zodiak Ini Diramal Paling Beruntung 23 September: Rezeki, Romansa dan Peluang Besar Menanti
-
Festival Teater Indonesia 2025: Panggung Kolaborasi Teater Lintas Pulau Siap Guncang Indonesia!
-
Ramalan Zodiak Minggu Ini 22-28 September 2025: Energi Baru, Tantangan dan Peluang
-
Profil dan Pendidikan Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton yang Tak Ngantor Sebulan
-
Rincian Harta Kekayaan Kakanwil Kemenag NTB Zamroni Aziz, Bisa Tembus Rp5,5 Miliar Jika Tidak Utang
-
Lulus PAPK TNI Dapat Pangkat Apa? Ini Rincian Gajinya