Suara.com - Mulai tahun 2026, ibadah haji akan beralih dari musim panas ke musim dingin dan musim semi selama 17 tahun ke depan, menurut Pusat Meteorologi Nasional Saudi (NMC).
Menurut Hussein Al-Qahtani, juru bicara NMC, ibadah haji tahun depan atau 2025 akan menjadi ibadah haji terakhir di musim panas dan tidak akan kembali lagi selama 17 tahun.
"Musim haji akan memasuki fase baru perubahan iklim pada tahun 2026. Kita baru akan menyaksikan haji musim panas setelah 17 tahun," kata dia seperti dikutip The Islamic Information.
Al-Qahtani menjelaskan, mulai tahun 2026, haji akan berpindah ke musim semi selama delapan tahun berturut-turut, disusul delapan tahun berikutnya di musim dingin.
"Kami akan mengucapkan selamat tinggal pada haji musim panas selama 16 tahun," katanya seraya menyoroti bahwa suhu rata-rata selama haji musim panas saat ini berkisar antara 45 hingga 47 derajat Celcius.
Proyeksinya dikuatkan oleh Dr. Mansour Al Mazroui, anggota Dewan Shoura dan peneliti perubahan iklim. Al Mazroui menegaskan, tahun 2025 akan menjadi haji musim panas terakhir dalam jangka waktu yang lama.
Beliau menguraikan, musim haji akan datang pada musim dingin, dimulai pada tahun 1454 Hijriah dan berlangsung selama 8 tahun, berakhir pada tahun 1461 Hijriah. Sedangkan untuk musim gugur, musim haji berlangsung antara tahun 1462 hingga 1469 Hijriah.
Dr Al Mazroui lebih lanjut menjelaskan bahwa musim haji akan menyelesaikan siklusnya selama 33 tahun Hijriah, berputar melalui keempat musim.
Ibadah haji akan kembali memasuki musim panas pada tahun 1470 Hijriah, dan bertahan di sana selama sembilan tahun. Pergeseran siklus ini memastikan bahwa jamaah haji akan mengalami kondisi iklim yang sangat berbeda selama beberapa dekade.
Baca Juga: Ibadah Haji Berdua, Aliya Rajasa Ceritakan Ujian Beratnya dengan Ibas Yudhoyono di Tanah Suci
Seperti diketahui, sebanyak 550 jemaah haji tahun ini meninggal dunia di Arab Saudi akibat gelombang panas. Di antara mereka, 323 orang adalah orang Mesir, 60 orang Yordania dan 35 orang Tunisia, menurut laporan media internasional.
Jadi, jika Anda berencana untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah dalam beberapa tahun mendatang, iklim yang lebih sejuk selama menuaikan ibadah di Tanah Suci tentu akan jauh lebih menguntungkan dan lebih nyaman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Penyebab Cloudflare Down, Sebabkan Jutaan Website dan AI Lumpuh
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
Terkini
-
5 Serum Hyaluronic Acid Terbaik untuk Kulit Dehidrasi, Bikin Wajah Sehat dan Lembap
-
5 Rekomendasi Parfum Aroma Green Tea yang Segar untuk Mahasiswa, Harga Terjangkau
-
5 Rekomendasi Sepatu Slip On Lokal yang Murah dan Stylish, Nyaman Mulai Rp90 Ribuan
-
5 Rekomendasi Makeup Sachet yang Ringkas Dibawa Traveling, Praktis dan Hemat
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Terbaik untuk Lari Maraton yang Nyaman
-
5 Rekomendasi Parfum Aroma Kopi yang Tidak Bikin Pusing, Wangi Elegan Cocok Buat Siang dan Malam
-
5 Pilihan Sepatu Running Lokal Terbaik Mirip Salomon, Kuat di Segala Medan
-
Ketika Jamu Menjadi Ikon Budaya yang Menghubungkan Generasi
-
Hoki, 3 Shio Paling Beruntung dan Penuh Cinta Besok 19 November 2025
-
Seaside Market Mawatu, Cerita Baru Tentang Labuan Bajo