Suara.com - Sandwich generation atau generasi sandwich adalah istilah yang merujuk pada individu yang harus berperan sebagai penopang bagi generasi di atas dan di bawahnya. Biasanya, mereka adalah anak dewasa yang masih memiliki tanggungan anak-anak, sementara di waktu bersamaan juga harus merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Peran ganda ini seringkali membawa beban yang cukup berat, baik secara fisik maupun mental. Lalu, bagaimana menjaga kesehatan mental generasi sandwich ini?
Beban ganda yang dipikul generasi sandwich dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Itu sebabnya, menjaga kesehatan mental menjadi prioritas utama agar generasi sandwich tetap dapat menemukan keseimbangan dan menjalani hidup yang lebih tenang.
Psikolog sekaligus dosen di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Nur Islamiah, S. Psi, M.Psi, membagikan tips yang dapat diterapkan oleh para sandwich generation dalam menjaga kesehatan mentalnya.
Generasi sandwich merupakan orang yang mempunyai peran ganda dalam persoalan keuangan. Selain membiayai dirinya sendiri, ia juga harus membiayai anak-anaknya dan orang tuanya. Posisi mereka diibaratkan dengan sandwich atau roti lapis, di mana posisi mereka berada di tengah-tengah, diapit antara kebutuhan generasi yang ada di atas (orang tua) dan di bawahnya (anak).
Menurut Nur, istilah tentang generasi sandwich pertama kali dipopulerkan oleh Dorothy A. Miller, profesor dari Universitas Kentucky, tahun 1981, yaitu merujuk kepada individu yang tidak hanya mengurus diri sendiri, tetapi juga orang tua dan anak-anaknya. Dorothy memberikan karakteristik usia generasi sandwich dari usia 45 sampai 65 tahun.
Namun, pengertian generasi sandwich terus berkembang hingga saat ini. Tak hanya orang dewasa, sekarang siapa pun yang memiliki tanggungan bukan hanya orang tuanya, tapi juga menanggung adiknya atau kakaknya, meski masih muda, disebut dengan generasi sandwich.
Fenomena generasi sandwich ini ada di seluruh belahan dunia. Menurut Nur, di Amerika, sekitar 20% orang di Amerika itu memiliki peran ganda. Di Inggris bahkan lebih banyak, yaitu sekitar
30% lebih.
Lalu, bagaimana di Indonesia? Menurut Nur, berdasarkan penelitian tahun 2022, 7 dari 10 orang Indonesia menjadi generasi sandwich. Itu artinya, 70% masyarakat Indonesia menanggung beban ganda dalam hal finansial.
Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Kesehatan untuk Generasi Muda: Pilih yang Tawarkan Benefit Kesehatan Mental
Kenapa angkanya cukup tinggi? Menurut Nur, salah satunya adalah angka harapan hidup yang lebih tinggi.
"Jadi misalkan saya di usia sekarang sudah punya anak, tapi alhamdulillahnya masih punya orang tua juga yang usianya sudah 60 tahun bahkan 70 tahun ke atas," kata Nur dalam pernyataannya di tayangan YouTube IPB TV, Rabu (31/7/2024).
Penyebab Munculnya Generasi Sandwich
Sangat disayangkan, angka harapan hidup yang tinggi seringkali tidak dibarengi oleh kesehatan yang optimal, sehingga orang tua yang lansia ini memiliki keterbatasan fisik, seperti sakit, sehingga harus dirawat oleh orang lain, terutama anaknya.
Tak hanya sakit, para orang tua ini mungkin kurang memiliki perencanaan keuangan ketika masih muda, menyebabkan ketika sudah tua jadi tidak memiliki cukup persiapan tabungan untuk menopang diri mereka sendiri, sehingga akhirnya menjadi tanggungan anaknya.
Kemudian penyebab lain munculnya generasi sandwich adalah masalah budaya, di mana banyak masyarakat berpikir bahwa memang sudah sewajarnya seorang anak merawat orang tuanya yang sudah tua.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Transformasi Peran Ibu Indonesia: Berkarya dari Rumah, Berdampak untuk Lingkungan
-
Jejak Gurun dengan Wajah Futuristik, Pilihan Wisata Arab Saudi Kini Tak Hanya Ibadah
-
World Cities Day: Membangun Kota yang Bernapas Lewat Ruang Hijau dan Alam
-
Rekomendasi Serum Somethinc untuk Mengurangi Flek Hitam, Bikin Kulit Cerah Merata
-
Profil Irene Ursula Owner Somethinc, Sudah Bangun 'Kerajaan' Kecantikan Sejak 2014
-
Resep Semur Telur Kecap Manis: Lezatnya Rasa Tradisi di Setiap Suapan!
-
Profil Sarwo Edhie Wibowo: Mertua SBY yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional
-
8 Parfum Cocok untuk Ojol: Awet dan Anti Bau, Bikin Penumpang Auto Kasih Bintang Lima
-
Kuota Penerima Beasiswa LPDP Berkurang Mulai Tahun 2025, Ini Rinciannya
-
5 Eye Cream untuk Mengurangi Mata Panda, Cocok Bagi yang Sering Begadang