Suara.com - Perempuan Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya di dunia sains. Berbagai program beasiswa dan fellowship hadir untuk mendukung para peneliti muda, khususnya perempuan, agar dapat berkontribusi dalam menemukan solusi atas berbagai tantangan global.
Untuk kesekian kalinya, L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) kembali hadir dengan misi mendukung kontribusi perempuan peneliti Indonesia. Pada tahun ini, empat perempuan peneliti masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp100.000.000 berkat menciptakan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana.
Mereka adalah Della Rahmawati, Ph.D. (Dosen dari Universitas Swiss German), Rachma Wikandari, Ph.D. (Dosen Universitas Gadjah Mada), Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., (Dosen dari Institut Teknologi Bandung), dan Deliana Dahnum, Ph.D., (Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Keempat perempuan peneliti tersebut menghadirkan penelitian mengenai solusi konkret dan inovatif yang berpotensi mendukung ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana di Indonesia. Berikut adalah cerita mereka dalam menghadirkan solusi dari berbagai tantangan dunia melalui sains.
Della Rahmawati, S. Si, M. Si, PhD.
Dosen dari Jurusan Teknologi Pangan - Universitas Swiss German
Lulus S1 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di bidang Kimia, Della melanjutkan S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan beasiswa unggulan DIKTI untuk calon dosen, dan juga menerima beasiswa JASSO dari pemerintah Jepang untuk mengikuti program riset di Hokkaido University. Aktif di bidang penelitian pangan, Della berfokus pada pemanfaatan bahan alami Indonesia, seperti tanaman kelakai dari Palangkaraya. Penelitian ini dilakukan bersama kolaborator dari SGU, DIKTI, dan peneliti dari Hokkaido University, dengan dukungan pendanaan swasta dari Jepang (Heiwa Nakajima). Pada 2019, ia melanjutkan studi doktoral di Osaka University, Jepang, dengan fokus pada metabolomik tempe non-kedelai, dan melanjutkan sebagai peneliti post-doktoral hingga 2023.
Della sangat tertarik pada sumber pangan alami Indonesia sebagai bahan makanan kaya gizi bagi masyarakat. Terinspirasi dari furikake Jepang, pada FWIS 2024, ia akan meneliti tentang “Kelakai-Tempe Nori” yang memanfaatkan tanaman kelakai sebagai sumber zat besi dan vitamin untuk ibu hamil, serta tempe dari kacang lokal sebagai sumber protein mudah cerna.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk makanan berbentuk taburan nori yang berbahan daun kelakai dan tempe non-kedelai yang diformulasikan untuk meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan anak-anak.
Melalui penelitian ini, Della berharap dapat menghadirkan produk kaya nutrisi yang lezat dan mudah dikonsumsi serta dapat mengurangi masalah gizi di Indonesia, khususnya stunting, dan mendorong perempuan untuk berperan aktif bagi keluarga dan
masyarakat.
Baca Juga: Sains untuk Hidup Lebih Sejuk, Solusi Cerdas untuk Infrastruktur Mendatang
Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech, Ph.D
Dosen dari Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian - Universitas Gadjah Mada
Setelah menyelesaikan studi S3 dalam bidang bioteknologi industri di University of Boras, Swedia, Rachma bergabung sebagai dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM pada tahun 2016. Sejak itu, ia telah menghasilkan 47 publikasi ilmiah di jurnal internasional dan 3 paten, dengan fokus pada penelitian jamur pangan.
Minatnya dalam penelitian dimulai sejak ia mendapat kesempatan riset skripsi di Chalmers University of Technology, Swedia, pada jenjang S1. Melalui penelitian, ia berharap perguruan tinggi dapat berkontribusi nyata pada masyarakat, tidak hanya sebagai menara ilmu yang tinggi tetapi menjadi sumber manfaat yang terus mengalir bagi sekitarnya.
Rachma menyadari bahwa kebutuhan akan makanan sehat yang juga mendukung proses diet merupakan bagian dari gaya hidup berkelanjutan yang digemari saat ini. Melihat kebutuhan tersebut, pada FWIS 2024, Rachma akan melakukan penelitian yang berfokus pada bioteknologi jamur pangan untuk menghadirkan variasi makanan diet vegan dengan mineral esensial. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan mikoprotein dari miselia jamur tempe sebagai alternatif protein yang berkelanjutan.
Melalui teknologi sederhana, ia memanfaatkan limbah kedelai untuk menghasilkan mikroprotein tinggi gizi yang dapat mendukung ketahanan pangan dan juga ekonomi sirkular. Harapannya penelitiannya dapat memperkaya mikoprotein dengan mineral esensial, seperti zat besi.
Selain itu, pemilihan jamur tempe sebagai fokus penelitian didukung oleh bagaimana jamur tempe dapat tumbuh dengan cepat, dapat dibudidayakan pada lahan sempit, dan mudah dikembangkan dalam berbagai jenis media, sehingga jamur tempe berpotensi menjadi superfood bagi Indonesia yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan dan, tetapi juga ekonomi sirkular.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
-
OMG Creator Fest 2025, Ruang Kreatif Baru untuk Mendorong Perempuan Muda Berkarya dan Berkarier
-
Wangi Nusantara, Ini 7 Merek Parfum Indonesia yang sedang Naik Daun!
-
10 Rekomendasi Bedak untuk Ibu Rumah Tangga yang Mencerahkan dan Anti Menor
-
10 Ide Buket Hari Guru yang Murah tapi Tetap Cantik dan Berkesan
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream untuk Mencerahkan Kulit Instan, Mulai Rp20 Ribuan
-
KUIS Uji Nyali: Tebak Nama Gunung-Gunung Megah Ini