Prasanti Widyasih Sarli, PhD.
Dosen dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan - Institut Teknologi Bandung
Peraih gelar PhD di bidang Teknik Sipil dari University of Tokyo, Jepang ini memiliki motivasi kuat untuk menunjukkan manfaat nyata dari sains dan teknologi bagi kehidupan masyarakat. Di tengah keraguan sebagian orang akan dampak sains, ia bercita-cita membuktikan bahwa hasil penelitian dan teknologi tidak hanya untuk pengetahuan akademis, tetapi bisa berperan dalam memecahkan masalah nyata di masyarakat.
Melalui penelitiannya, Asih menemukan bahwa salah satu faktor utama banyaknya korban jiwa akibat bencana seperti gempa bumi di negara berkembang dipengaruhi oleh ketidaksiapan bangunan yang dihuni sehingga rentan roboh ataupun hancur. Hal ini membuat Asih
mengembangkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) guna meningkatkan ketahanan bangunan hunian di kota-kota Indonesia terhadap bencana, terutama gempa bumi.
Penelitian Asih ini bertujuan menurunkan biaya survei, menghitung kerentanan populasi, dan memetakan kerusakan bangunan, sehingga dapat menyediakan data akurat yang mendukung perencanaan dan desain bangunan yang lebih aman, serta mengurangi risiko kematian di daerah berpenghasilan rendah.
Deliana Dahnum, Ph.D.
Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional
Deliana memiliki fokus riset pada energi terbarukan. Peraih gelar sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya (ITS) pada 2008 itu bergabung dengan LIPI pada 2009 untuk mendalami riset energi terbarukan.
Pada 2015, ia melanjutkan program integrated Master, Ph.D. di Korea Institute of Science and Technology dan University of Science and Technology di Korea Selatan, menyelesaikan gelar doktornya di bidang Teknologi Energi dan Lingkungan pada 2021.
Setelah menyelesaikan S3, Deliana kembali ke Indonesia dan mengembangkan riset material katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOF) di BRIN untuk mengubah minyak nabati menjadi bahan bakar terbarukan.
Deliana menyadari bahwa, hadirnya energi terbarukan merupakan salah satu solusi dalam menjawab tantangan krisis iklim. Sehingga, dengan tujuan untuk mendukung penyelesaian masalah peningkatan emisi akibat konsumsi bahan bakar fosil, Delima meneliti tentang pemanfaatan minyak nabati dari kelapa yang sebelumnya ditolak menjadi bahan bakar penerbangan.
Baca Juga: Sains untuk Hidup Lebih Sejuk, Solusi Cerdas untuk Infrastruktur Mendatang
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest